Sunday, December 17, 2006

Buku-Buku Humor : Dari Politik, Perkawinan, dan Tempelengan di Kepala Anda

Oleh : Bambang Haryanto
Email : humorliner@yahoo.com



Si Terminator itu jadi bahan olok-olokan. Siapa lagi kalau bukan mantan atlet binaraga asal Austria, yang lalu terkenal sebagai bintang film sekuel Terminator, dan kini menjabat sebagai Gubernur California.

Arnold Schwarzenegger.

"Arnold Schwarzenegger berpidato semalam dalam Konvensi (Partai Republik). Rencananya ia berpidato pada malam yang sama berurutan dengan Presiden Bush, tetapi dibatalkan karena penerjemah bahasa dikuatirkan akan meledak kepalanya.”

Itulah lelucon komedian Jay Leno. Orang Amerika akan terbahak karena kedua tokoh ini memang dikenal luas memiliki kecakapan, baik aksen atau pun logika bahasa, yang ganjil di mata mereka. Lelucon lain yang populer tentang Arnold, tentu saja tentang pengakuannya di masa muda : ia senang groping, menggerayangi, ngowol, payudara kaum wanita. Jay Leno pun meledeknya lagi :

“Dalam pengumuman yang mengejutkan, Gubernur Schwarzenegger mendukung perubahan konstitusi sehingga orang seperti dia boleh mencalonkan diri sebagai presiden AS. Saya sungguh terkejut atas cita-citanya itu. Apakah Anda yakin ia bakal bisa menang ? Baiklah, ini sungguh menarik, karena ia memiliki pesona Ronald Reagan sebagai aktor dan kesamaan dengan George W. Bush dalam penguasaan bahasa Inggris. Dan, jangan lupa, ia pun memiliki perangai Clinton kecil, sehingga ia berpeluang menang.”

Apa yang disebut Jay Leno sebagai “perangai Clinton kecil” ?
Jawaban saya : semoga Anda tidak lupa akan nama satu ini : Monica Lewinsky.

Contoh-contoh lelucon politik di atas dihimpun oleh
Daniel Kurtzman. Nama ini aku kenal baru satu-dua tahun belakangan, lewat Internet. Sehingga dari buku-buku saya seputar topik lelucon, yang saya himpun sejak tahun 1980-an, tak ada nama dirinya. Juga dalam buku-buku tersebut belum ada lelucon-lelucon yang “menjurus” terkait perilaku binal pelbagai tokoh terkenal, semisal para politisi, termasuk presiden Amerika Serikat.


5600 Lelucon. Topik politisi dalam buku karya Mildred Meiers dan Jack Knapp, 5600 Jokes For All Occasions : Over 550 Subjects To Help You Entertain, Insult, and Amuse Any Audience (Avenel,1980), hanya terdapat 12 lelucon saja. Buku ini saya beli seharga Rp. 16.350,00 tanggal 25 Oktober 1986. Saat itu saya ketemu dengan Gus Dur, di antara rak-rak buku Toko Buku Gramedia, Blok M, Jakarta Selatan. Kami pun bertukar lelucon.

Tanggal pertemuan dan lelucon Gus Dur telah saya torehkan di salah satu halaman depan buku ini. Sementara ucapan bijaknya yang terkait manfaat luhur humor bagi pengembangan kedewasaan setiap pribadi, bahwa “hanya kita (penggemar humor) yang masih waras,” selalu berpijar-pijar di sanubari saya pribadi. Terima kasih, Gus Dur.

Image hosted by Photobucket.com



Kembali ke isi buku bersampul merah ini. Lelucon No.5104 dan 5108 di bawah ini kiranya bakal sulit menjadi lucu bila diterjemahkan ke dalam bahasa kita :

My uncle’s a politician.
What is he running for ?They just looked up his record and he’s running for a train.

My father was a great Western politician in his day.
What did he run for ?
The border.

Sebagaimana kita tahu betapa “kotor”-nya citra kehidupan kaum politisi, maka topik tersebut juga dirujuk dengan ketidakjujuran, pemilihan umum dan uang. Lelucon No. 2500 tentang ketidakjujuran dan No. 5124 bertopik pemilu yang curang, cukup menggelitik :

Dia begitu jahatnya sehingga saya selalu menghitung jari-jemari saya sesudah berjabat tangan dengannya.

Pemilihan umum ini telah dicurangi.
Bagaimana Anda tahu ?
Ketika ke TPS saya melihat Jim dan Roy memasukkan kertas-kertas suara ilegal ke kotak suara.
Kapan kau melihat kejadian itu ?
Ketika saya mencoblos untuk ketiga kalinya.


2500 Anekdot. Berbeda dari buku pertama, buku suntingan Edmund Fuller, 2500 Anecdotes For All Occasions : An Invaluable Aid to Speakers, Toastmasters, Speechwriters, Teachers, Storytellers, Entertainers (Avenel,1980) berisi kisah-kisah dan opini lucu pelbagai tokoh terkenal.

Misalnya John Quincy Adams (1767-1848), presiden AS keenam, Napoleon Bonaparte, Oliver Cromwell (1599-1658), Emily Dickinson (1830-1886) yang penyair AS, Mark Twain (1835-1910), Noah Webster sampai Orson Welles.

Photobucket - Video and Image Hosting



Buku ini saya beli seharga Rp. 16.350,00 tanggal 30 Oktober 1986 di Toko Buku Gramedia Matraman, Jakarta Timur. Saat itu saya memperoleh honor setelah rancangan poster saya yang menceritakan makna angka-angka klasifikasi desimal Dewey (Dewey Decimal Classification), yaitu panduan sistematis untuk menyusun koleksi buku di perpustakaan, diterbitkan oleh KPI/Balai Pustaka, Jakarta.

Tidak mudah menikmati lelucon dalam buku ini. Karena pembaca ditodong untuk memiliki pemahaman konteks terkait latar belakang, baik masa mau pun sang tokoh itu sendiri. Contoh lelucon No. 1900 dan dalam topik pemerintah dan penguasa :

Ketika Oliver Cromwell menerbitkan mata uang, seorang prajurit tua mengamati mata uang logam itu yang pada satu sisi tertulis, “Tuhan Bersama Kita” dan di sisi lain “Persemakmuran Inggris.” “Saya faham kini,” celetuknya, “bahwa Tuhan dan Persemakmuran berada pada sisi yang berbeda.”

Menyeberang ke AS, ini lelucon tentang kampanyenya Theodore Roosevelt (1858–1919), dari Partai Demokrat, yang menjadi presiden AS ke 26. Lelucon No. 1911 ini menghentak :

Ketika dalam berkampanye, Theodore Roosevelt agak merasa terganggu oleh teriakan seseorang yang berulang-ulang berkata, “Saya Demokrat.” Ia menghentikan pidatonya dan bertanya kepada orang itu, mengapa dirinya memilih Partai Demokrat. Si orang tersebut menjawab, karena kakeknya, ayahnya dan dirinya adalah pendukung Demokrat. Theodore Roosevelt ingin mengetahui lebih lanjut. Katanya, “Teman, umpama saja kakek Anda itu seekor keledai, ayah Anda juga seekor keledai, maka Anda ini mau jadi apa ?”

Kerumunan itu segera kompak menyahut : “Republikan !”


Buku cendekia dan canda. Kedua buku di atas terbitan Amerika Serikat. Saya merasa beruntung memiliki buku The Book of Wit and Humour : A Public Speaker’s Treasury (Thorson,1984). Harganya Rp. 18.825,00 dan dibeli tanggal 16 November 1986 di Toko Buku Gramedia Matraman, Jakarta Timur. Saat itu saya memperoleh honor dari koran Suara Karya yang telah memuat artikel saya, “Kentut Kerbau Sebagai Terdakwa Perusak Lapisan Ozon Bumi.”

Image hosted by Photobucket.com



Buku ini terbitan Inggris, ditulis oleh Peter Cagney, penulis naskah komedi terkenal yang memiliki biro jasa naskah komedi Peter Cagney Script Service yang bercakupan internasional. Biro ini, yang di Indonesia kiranya belum ada, telah memasok materi-materi lucu untuk ratusan komedian.

Memuat 4008 lelucon cerdas, buku ini pembagian isinya lebih beragam. Misalnya dari lelucon sebaris kata yang bernas, lelucon yang memelesetkan antara lain definisi, istilah kolektor perangko, judul buku, pepatah, astrologi, syair, frasa dari bahasa asing, lalu lelucon seperti dua buku sebelumnya, dan bahkan juga ada artikel.

Lelucon sebaris kata itu misalnya : Never lend money to an optimist. He’ll expect to get it back. Jangan sekali-kali meminjamkan uang kepada orang optimis. Ia akan yakin mampu mengembalikannya (No. 146).

Marriage is mutual partnership. The mute is the husband. (No.715).
Irony is when a woman runs off with the milkman and leaves a note for her husband telling him about it, but signs it “Yours Faithfully.” (No.717).
How to tell if a man is married. Watch him when he is driving a car, with a woman beside him. If he drives with both hands on the wheel, he’s married. (No.733).
Bill saved at least four lives yesterday. He wouldn’t let his wife have the car. (No.1417).


Kamus lelucon. Buku saku berikut ini saya beli dua buah. Harganya Rp. 8.750,00 di Toko Buku Gramedia Matraman, 25 Oktober 1986. Buku yang pertama saya berikan sebagai hadiah ulang tahun Riaty Raffiudin, yang saat itu kuliah di Jurusan Ilmu Politik FISIP UI.

Buku karya Leonard Louis Levinson berjudul Webster’s Unafraid Dictionary (Collier, 1967) ini, seperti Anda cerna dari judulnya, rupanya ingin mengejek kamus Webster yang besarnya seukuran bantal dan sering membuat takut kita membuka-bukanya.

Pengarangnya telah menulis sepuluh buku bertopik masak-memasak, Wall Street, humor dan Cassanova, dan pengarang atau penyunting untuk 500 skrip siaran radio, 200 pertunjukan televisi, cerita pendek, naskah drama musik yang dua diantaranya dipentaskan di Broadway. Bukan main.

Image hosted by Photobucket.com

Seperti halnya kamus, urutannya disusun secara alfabetis, semisal dari huruf A, Altar : A place where a bachelor loses control of himself, sampai Z, Zionist : A New Yorker who pays someone else to live in Israel.

Tidak semua lema, entry, yang ada tersebut mampu secara otomatis menimbulkan ledak gelak bagi kita. Perbedaan budaya, boleh jadi sebagai salah satu penyebabnya. Walau pun demikian, berbeda dengan lelucon pun atau plesetan kata yang dangkal itu (contoh : Tequilla Mockingbird adalah plesetan untuk judul novel terkenal To Kill a Mockingbird dari Harper Lee yang tanggal kelahirannya 28 April sama dengan mendiang salah satu perempuan terindah, Widhiana “
Anez” Laneza. Anez ini meninggal tepat setahun lalu, 20 Desember 2005 di Denpasar) banyak lelucon definisi dalam kamus ini pesannya benar-benar mengunjam ke sanubari. Karena lelucon itu memang buah pikir tokoh-tokoh terkenal.

Simak definisi “Marriage” berikut ini :

Mutual misunderstanding. Oscar Wilde.
One long stupidity. Nietzsche.
A cage. The birds without try desperately to get ini, and those within try desperately to get out. Montaigne (1533-1592).
Like a violin. After the beautiful music is over, the strings are still attached. Irish Independent.
The original duet-yourself project. Kenneth J. Shively.
Not only another mouth to feed, but a great big one to listen to.
A system of producing motors for tricycles. Harold Orben.


Harta karun humor. Barbra Streisand, artis serba bisa yang bermain bersama Robert Redford dalam The Way We Were dan lagu indahnya dengan judul sama adalah lagu favorit saya, pernah keliru mengutip. Maunya ia mengutip kata mutiaranya Shakespeare saat mengritik pedas Presiden George W. Bush yang saat itu bersiap menyerang Irak dalam acara pengumpulan dana Partai Demokrat di Hollywood, 29/9/2002.

Dalam kata-kata William Shakespeare : hati-hati kepada pemimpin yang memukul genderang peperangan untuk mencambuk warganya bagi munculnya semangat patriotik, karena patriotisme itu sendiri pedang bermata dua. Dia mendorong darah sekaligus menyempitkan pikiran,” tegas Streisand.

Ternyata kutipan yang ia peroleh dari Internet tersebut bukankah kata-kata pujangga Inggris sohor itu. Seperti dikutip Kompas (3/10/2002), “tapi, itu kan tidak mengurangi fakta bahwa kata-kata itu sendiri sangat bertenaga, benar dan ditulis dengan indah,” kilah Streisand.

Saya setuju, Barbra. Saya juga menyukai kata-kata mutiara. Salah satu harta karun untuk kutipan, kata-kata indah, yang dalam dan sarat makna, saya temukan dalam buku yang disusun oleh Herbert V. Prochnow dan Herbert V. Prochnow, Jr berjudul A Chest Treasure of Quotations for All Occasions (Harper & Row, 1983). Buku ini juga merupakan sumber yang kaya dengan muatan humor dengan kualitas prima.

Image hosted by Photobucket.com

Buku setebal 472 halaman itu luas topiknya. Masa muda dan usia, bisnis, pendidikan, harapan, kehidupan, keluarga, keuangan, sukses, kebahagiaan, pekerjaan, sampai pemerintahan dan politik. Tokoh-tokoh bijak yang dikutip sejak dari Henry Adams, Ambrose Bierce, Abraham Lincoln, Margaret Thatcher, Thomas Wolfe, sampai Frank Lloyd Wright.

Sebagai seorang epistoholik, pencandu penulisan surat-surat pembaca di surat kabar, dan pendiri komunitas Epistoholik Indonesia (EI), saya telah menulis surat pembaca di Kompas Jawa Tengah (2/1/2006) di bawah ini :


Diktator Menanti


Pembayaran kompensasi harga bahan bakar minyak (BBM) yang dijadwalkan 1 Januari 2006, diundur 23 Januari 2006. Alasan pemerintah, untuk memverifikasi lebih teliti data penerima yang bertambah 10 juta jiwa. Tujuannya, menghindarkan gesekan dan konflik sosial di tingkat bawah, seperti pengalaman masa lalu.

Kenaikan harga BBM, apa boleh buat, ternyata juga menurunkan harkat diri sebagian bangsa ini. Mode ramai-ramai mengaku sebagai warga miskin kian marak. Perubahan pola pikir yang terjadi pada masyarakat kita ini, pada spektrum yang lain sebenarnya juga merupakan ancaman serius bagi demokrasi kita yang belum kokoh.

Silakan camkan kata-kata mantan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Amerika Serikat, Henry Cabot Lodge, Jr, “Apabila terlalu banyak rakyat tergantung pada pemerintah untuk kehidupannya, demokrasi akan terbantai, kebebasan hilang, dan kehadiran diktator telah mengintai di pojokan !”


Bambang Haryanto
Jl. Kajen Timur 72 Wonogiri
Warga Epistoholik Indonesia

Ucapan Henry Cabot Lodge, Jr di atas saya kutip dari buku susunan Herbert V. Prochnow dan putranya ini. Ia yang bankir dan pernah menjabat posisi puncak di First National Bank of Chicago dan direktur Graduate School of Banking di Universitas Wisconsin, menunjukkan bobot penyusunnya sehingga semakin menjadikan buku ini merupakan sumber yang inspiratif untuk melontarkan lelucon dan kutipan cerdas.

Himpunan harta karun kutipan dan lelucon ini penting terutama bagi para pembicara, juga pelawak, yang tidak ingin membuat pendengarnya mengantuk, merasa muak atau bosan dan ketika pulang hanya dengan kepala hampa.


Meloncat ke masa depan. Ronald Wolfe dalam bukunya Writing Comedy : A Guide to Scriptwriting for TV, Radio, Film and Stage (1992) antara lain menyebut salah satu dari 8 formula dalam mengkonstruksi lelucon, humor crafting, adalah dengan melompat ke masa depan. Kalau dalam penulisan fiksi ilmiah disebut sebagai teknik ekstrapolasi. Khayal tetapi tetap masuk akal, sehingga hadirlah film seri seperti Star Trek yang intronya di tayangan televisi begitu legendaris seperti ucap produsernya, Gene Roddenberry (1921–1991), ”these are the voyages of the starship Enterprise. Its five-year mission…to boldly go where no man has gone before.”


Ucapan dari film seri sohor Star Trek ini pernah menjadi sarana olok-olok komedian Amerika Serikat, Jay Leno, ketika Menteri Luar Negerinya yang lajang, Condoleezza Rice, dikabarkan menjalin hubungan asmara dengan Menteri Luar Negeri Kanada :

"It's rumored in Washington that Condoleezza Rice has a new boyfriend. Allegedly, he's Canada's Foreign Minister, Peter MacKay. Since he's a diplomat and he visits her at the White House, he has to have a Secret Service code name. Do you know what his Secret Service code name is? 'Captain Kirk.' You know why they call him that? Because he's going where no man has gone before."

Untuk tujuan melompat ke masa depan tersebut Anda mungkin bisa mereguk isi buku-buku karya kaum futuris, seperti Alvin Toffler, Faith Popcorn sampai John Naisbitt. Pelawak Miing Bagito pernah berujar dengan gagah, “Makanya jangan kaget, kalau pelawak pun tak salah membaca Alvin Toffler, Machiavelli, atau malah John Naisbitt.” (Kompas 10/10/1999).

Memang tidak salah. Tetapi kalau mereka benar-benar telah membacanya, apakah mereka telah pula meramalkan posisi Bagito seperti sekarang ini ? Yaitu Bagito yang kini hanya mampu memiliki masa lalu belaka ?

Image hosted by Photobucket.com

Salah satu buku tentang masa depan yang ditulis sebagai satir adalah karya kartunis Scott Adams, berjudul The Dilbert Future (Mitra Media, 1998). Ia menulis tentang masa depan rekayasa genetika, teknologi (antara lain adanya “teknologi untuk menghindari pekerjaan”), masa depan Internet, kehidupan di planet lain, masa depan demokrasi, gender, pekerjaan, pemasaran, masalah sosial, sampai spesies yang terancam.

Memang tidak begitu mudah untuk memahami satir dalam buku ini. Antara lain Scott Adams menulis, ia mengeluh karena setiap hari kebanjiran email yang bertanya dari mana ia memperoleh ide untuk kartun-kartunnya. Ia tak tahu harus menjawab bagaimana. Walau ia tidak ingin berkata, “Maafkan saya, jika otak Anda tidak dapat mencari ide, matilah Anda.” Atau menjawab, “Setiap orang mendapatkan ide. Jika Anda mendapatkan ide yang jelek, pasti karena otak Anda cacat.” (h.48).

Mudah-mudahan salah satu yang pernah mengirim email dengan pertanyaan di atas kepada Scott Adams bukanlah pelawak atau komedian dari Indonesia.



(BERSAMBUNG : Masih ada beberapa buku lagi)