Oleh : Bambang Haryanto
Email : humorliner (at) yahoo.com
Miing, masihkah dia mengingat nama John Naisbitt ? Pelawak dari kelompok Bagito yang sudah bubar itu di tahun 1999, sepuluh tahun lalu, pernah sesumbar yang seolah menunjukkan bahwa bacaannya termasuk buku-buku karya futuris John Naisbitt kelahiran Utah, Amerika Serikat itu.
“Makanya jangan kaget, kalau pelawak pun tak salah membaca Alvin Toffler, Machiavelli, atau malah John Naisbitt”, kata si empunya nama asli Tubagus Dedi Suwandi Gumelar atau yang bernama komersial Miing Bagito.
Pernyataan dan omongan “kelas atas” ini termuat dalam wawancara yang dilakukan oleh wartawan Kompas Retno Bintarti, Agus Hermawan dan Rudy Badil, dan dimuat dalam Harian Kompas, 10 Oktober 1999.
Miing, ketika dirinya kini menjadi politisi, masihkah dia mengingat nama John Naisbitt tersebut ? Sekaligus isi buku-bukunya, terutama yang terbaru, Mind Set ! (2007), akankah menjadi panduan isi otaknya sebagai seorang politisi ? Pertanyaan ini menurut saya relevan diajukan.
Karena dulu, seingat saya sebagai penonton yang jelek untuk tayangan komedi di televisi, Miing dan kawan-kawan sepertinya tak pernah melawak yang materinya ada bau-bau isi buku, baik karya Toffler, Machiavelli atau John Naisbitt tadi.
Bahkan saya juga tidak pernah ingat apakah ia pernah mempraktekkan asas wajib self-deprecating yang lajim dilakoni para komedian terkenal dan intelektual. Misalnya dengan mengolok-olok kekurangan dirinya sendiri, termasuk melucukan pendidikannya di STM atau MBA (?)-nya. Saya memang penonton yang jelek untuk sajian komedi di televisi kita. Hingga saat ini.
Yang saya ingat, Miing suka bicara yang tinggi-tinggi. Mungkin karena hal itu ia sukses kini menjadi politisi. Melalui jalur PKS gagal, lalu berpindah partai, sehingga kini sukses melalui jalur PDIP untuk berkiprah di Senayan. Selamat bertugas menjadi politisi.
Semoga saja ia kelak mampu mengikuti jejak dan kiprah jenaka sekaligus cerdas dari Al Franken, komedian AS yang kini menjabat sebagai senator Partai Demokrat dari Minnesota.
Al Franken menjadi sorotan media baru-baru ini ketika melakukan hearing terkait proses pengangkatan hakim agung Sonia Sotomayor. Larry Neumeister, wartawan hukum kantor berita Associated Press dan sebagai trained comedian itu, menyebutkan bahwa aksi Al Franken dalam menginterogasi Sotomayor telah menerapkan comedic techniques (for) serious business dengan hasil bahwa : Al Franken memperoleh tawa besar di ujung sesinya.
Ia secara jitu memakai jurus yang oleh kalangan komedian disebut sebagai callback, keputusan untuk mengulang kembali subjek yang sebelumnya telah mengundang tawa dengan harapan memperoleh sambutan bahak yang lebih meledak lagi. Al Franken sukses dengan jurus callback itu.
[Maaf, tulisan ini belum selesai. Harap maklum].
ke
Wednesday, July 22, 2009
Naisbitt dan It’s a Comedy, Stupid !
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
komedi yang berat tapi menarik juga wat disimak, hehek.. td saya ud isi Buku Tamu situ yak mas O_o
ReplyDelete