Tuesday, August 23, 2011
Komedian Tunggal, Kelucuan, Kejujuran
Oleh : Bambang Haryanto
Email : humorliner (at) yahoo.com
Komedian (pemula) lebih sering menfokuskan diri untuk tampil meraih kelucuan daripada menampilkan kejujuran. Pilihan ini bisa dimaklumi.
Tetapi pilihan ini sebuah jebakan maut. Dirinya tergoda berkonsentrasi melulu pada materi yang dia nilai AKAN membuat audiens tertawa.
Rumus Srimulat “aneh itu lucu,” mendominasi mindsetnya. Materi-materi biru jadi andalan : seks, lubang-lubang tubuh manusia, luarannya.
Audiens mungkin terbahak, tetapi sosok komedian semacam itu dan materinya teramat mudah dilupakan. Karena ia tidak menampilkan jati dirinya.
Karena dirinya tidak menampilkan kejujuran. Mungkin mereka tidak tahu betapa kejujuran merupakan formula andalan untuk meraih kelucuan.
Kelucuan berlandaskan kejujuran ini bukan hasil lelewa, dibuat-buat, sok aneh, tetapi cerminan dari kata hati si komedian itu sendiri.
Apakah yang membuat Anda marah ? Merasa cemas ? Dan merasa takut ? Itulah tiga formula wajib suguhan komedi dalam pentas Anda.
Anda di pentas ibarat mengotopsi diri Anda sendiri, memajang jeroan berisi duka lara,ketakutan, kemarahan, kekurangan diri, kepada dunia.
Berkarier dalam komedi ibarat Anda bersekutu dengan setan dalam meraih kekayaan. Jiwa Anda harus Anda gadaikan secara total pada mereka.
Berkarier komedi juga ibarat sebagai pendonor darah tetap. Anda terus-menerus dituntut memberikan zat-zat hidup diri Anda kepada orang lain.
“Komedi bicara kebenaran. Anda tak perlu meraciknya, karena semua materi itu sudah ada di dalam diri Anda sendiri,” tegas Shazia Mirza.
“Komedian tampil terbaik bila bicara penderitaan, sengsara, dan kesepian,” kata Shazia Mirza lagi, komedian wanita Inggris asal Pakistan.
Dengan menampilkan hal-hal yang paling pribadi dari diri Anda itu, Anda akan mampu menggetarkan dawai-dawai hati nurani audiens Anda.
Anda sebagai komedian kemudian menjadi pencerah karena mampu memberikan sisi-sisi kemanusiaan kepada diri sendiri dan juga kepada manusia.
Menjadi komedian jangan karena mode atau lambaian uang. Menjadi komedian harus dipandu panggilan keharusan dari jiwa Anda. Begitukah Anda ?
Wonogiri, 24/8/2011
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Salam rindu Mas Bambang yang GETOL sekali membuat ulasan tentang apapun dengan BUMBU KOMEDI
ReplyDeleteBetul sekali panggilan Jiwa harus menjadi yang utama dalam memberikan keLUCUan kepada Publik.
Bravo Komedikus Erektus...!!!!
Tulisan saya disini belum sempat terbalas...
ReplyDeleteWajar... saya Hakul Yakin Sosok Bambang Haryanto adalah Manusia "SUPER" Sibuk banget mengomentari berbagai Hal dengan sentuhan Komedi, Tapi saya kok tidak melihat ada nama Sule, Azis Gagap, Andre Taulani dalam Blog ini.... Bukankah mereka Komedian yang sangat digandrungi para Pemirsa Trans 7 dan juga Global TV dengan rekening berdigit paaaannnjaang saat ini?
Mas Bambang, setuju banget. Ini juga satu poin yang sering saya tekankan ke para komedian baru yang bermunculan di panggung terbuka (open mic) Bandung. Bahwa jangan langsung berusaha melucu. Cari dulu apa yang kita benar-benar mau sampaikan. Baru sampaikan dengan humor. Karena orang yang ketawa berarti setuju atau minimal mengakui pendapat kita ada benarnya.
ReplyDeletemelalui komedi kita bisa membuat segalanya diterima secara terbuka. Mungkin kita tidak setuju dengan pendapatnya, tapi, dengan komedi, kita bisa untuk memahaminya. viva la komtung!
ReplyDelete