Friday, April 15, 2005

Sersan Prambors 2005

Oleh : Bambang Haryanto


Masihkah Anda mengenal nama Sersan Prambors ? Hari Minggu (10/4/2005) sebagian besar dari mereka tampil sebagai bintang tamu dalam acara Ceriwis ..Yo Wis di stasiun televisi TransTV yang dipandu oleh Indi Barends.

Bagi generasi saat ini, sekedar mengingatkan, Sersan Prambors adalah nama kelompok pengisi acara bebodoran, lawakan, untuk Radio Prambors, Jakarta, pada dekade 1980-an. Kebetulan pada saat itu saya berkuliah di Universitas Indonesia, suka menguping radio Prambors, tetapi terus terang tidak begitu intensif atau khusuk mengikuti acara lawakan yang satu ini.

Kelompok ini terdiri dari Sys NS, Pepeng Ferasta, Krishna, Mukhlis, dan satu lagi yang sering bergaya sebagai preman. Istilah “sersan” merupakan singkatan dari “serius tapi santai”, yang di tahun 80-an sering menjadi buzz word atau bahasa gaul banyak kalangan saat itu.

Kalau tidak salah, acara Sersan Prambors ini diupayakan menjadi pengganti acara lawakan sebelumnya, Warung Kopi Prambors dengan pengisi acara Dono, Kasino, Indro, Nanu Mulyono (adik Nanu, Ipiet, adalah teman satu kelas saya di JIP-FSUI), juga Rudy Badil yang kini wartawan Kompas. Almarhum Dono, almarhum Kasino dan Indro kemudian berganti merek menjadi Warkop DKI !

Acara Sersan Prambors kemudian juga diangkat ke layar lebar, dibintangi oleh artis seksi saat itu, Nena Rosier. Lagu yang terkenal dalam film tersebut antara lain, “Ninety Nine Red Baloons”. Sepertinya kurang berhasil, misalnya bila dibandingkan dengan film-filmnya Warkop DKI.


MODAL EJEKAN. Saya kurang menyukai lawakan model Warkop DKI atau pun Sersan Prambors ini. Seperti halnya Dono yang pernah jadi dosen di UI, sementara Mukhlis (pernah jadi pemimpin redaksi majalah bisnis) dan dianggap sebagai otaknya Sersan Prambors, entah kenapa, mereka-mereka itu kurang mampu menghasilkan lawakan yang cerdas dan pantas untuk dikenang (memorable) lebih lama.

Pernah suatu saat, ketika kampus saya Fakultas Sastra Universitas Indonesia mengadakan malam kesenian di Taman Sastra UI Rawamangun (kalau siang di taman ini banyak nongkrong WTS : Wanita Taman Sastra. Salah satu yang terkenal saat itu adalah penyanyi Christine Panjaitan, peragawati Pinkan Vemy Runtu, sementara favorit saya St. Hanifah Misa Lestari dan Dwiretno Setiarti), antara lain tampil mengisi acara adalah Pepeng Ferasta. Saat itu Pepeng masih kuliah di Jurusan Antropologi FSUI, yang beberapa waktu kemudian jurusan ini bergabung di FISIP UI. Pepeng tampil melawak. Seperti halnya tipikal lawakan di televisi, menu pokoknya adalah saling mengejek antara penampil lawak satu dengan yang lainnya.

Suatu saat lain, Krishna menjadi emce lomba lukis anak-anak di Hotel Sahid Jaya, 1986. Adik saya Basnendar, saat itu SMP, sengaja didatangkan dari Wonogiri untuk ikut lomba. Ia menang, tetapi oleh ketua panitia, yaitu Rae Sita (artis merangkap Humas Hotel Sahid Jaya), kemenangan Basnendar itu digugurkan. Karena lomba ini, katanya, khusus untuk anak-anak Jakarta. Merespons ini, ketika Basnendar tampil ke panggung, justru emce Krishna, mungkin bertjuan mengundang tawa, tetapi meledek penampilan Basnendar dengan pemakaian kata-kata berdialek Tegal.


MASIH DICARI : PELAWAK SEJATI. Saat tampil di TransTV, hari Minggu itu, mereka (Sys NS tak hadir) memang sudah nampak tidak muda lagi. Pepeng Ferasta, rambutnya pun sudah hampir semua memutih. Kelompok ini pun sudah lama bubar. Sokurlah, mereka belum dilupakan.

Yang bisa dipelajari dari mereka, agaknya, kelompok lawak Sersan Prambors tersebut seperti halnya kelompok-kelompok lainnya di Indonesia, sepertinya terlupa untuk belajar dan memiliki rasa ingin tahu kuat tentang kriteria utama yang dibutuhkan oleh sosok pelawak sejati. Pelawak sejati adalah mereka yang mampu menggelar kesakitan, duka nestapa, obsesi patetik dan pelbagai cacat-kekurangan diri mereka di depan audiens, dan bahkan dengan sukarela membedahnya pula.

Mungkin baru Pak Basiyo, Bendot atau Ateng Suripto, yang kesemuanya kini almarhum, merupakan sebagian kecil saja dari pelawak Indonesia yang mampu mencapai tataran luhur sebagai sosok pelawak yang sejati !


Wonogiri, 12 April 2005

3 comments:

  1. Ada Ikang Fawzi nggak? Dia awet muda lho...

    ReplyDelete
  2. Selamat pagi Yogyakarta...

    ReplyDelete
  3. kalau di bandingkan dg PSP, atau Pancaran Sinar Petromaks, bagusan mana ya...?

    ReplyDelete