Tuesday, April 24, 2007

Bila Wayne Rooney Lebih Cocok Main Komedi

Oleh : Bambang Haryanto
Email : humorliner@yahoo.com




Guillotine Untuk Anda ! Seorang pemuda punk memasuki restoran. Rambutnya bergaya spike, ibarat hiasan kepala suku Indian Mohawk, dengan dicat warna-warni. Ia segera menarik perhatian sebagian pengunjung restoran lainnya, tetapi tidak lama. Kecuali seorang pria setengah baya yang persis duduk di seberang meja si pemuda punk tadi.

Pria itu terus saja mengamati dan memperhatikan gerak-gerik si punk sejak memesan makanan sampai selesai makan.

Merasa jengkel, pemuda punk itu lalu mendekati sang pria paruh baya tadi. Katanya, “Pak, apa Anda belum pernah menjadi muda dan berbuat gila dalam hidup Anda ?” Pak tua tadi matanya berbinar. Lalu menjawab : “Pernah, nak. Sehabis mabuk-mabukan berat bersama teman, saya memperkosa burung merak. Lalu kini saya berpikir, jangan-jangan kau itu anakku.”

Itulah salah satu contoh konstruksi lelucon. Saya sebagai penutur cerita berusaha membangun ketegangan, dengan mengilik-ilik rasa tahu Anda, yang semakin memuncak. Tetapi perjalanan itu tidak sampai mencapai puncak yang Anda duga karena dicegat oleh guilotin verbal berupa punchline, titik ledak lawakan, yang telah memotong logika pengembangan cerita bersangkutan. Harapan dramatis Anda menjadi dilecehkan, ketegangan yang Anda investasikan sejak awal menjadi sia-sia, dan yang hadir kemudian adalah ledakan tawa.

Tidak terduga-duga. Surprise. Kejutan. Serangan dadakan.

Semua itu merupakan menu utama konstruksi lawakan. Merujuk rumusan itu, bagaimana kalau saya berpendapat bahwa pemain sepakbola Manchester United, Wayne Rooney (foto kiri), sebenarnya lebih ideal untuk menjadi seorang komedian ?


Wayne Mark Rooney, kelahiran 24 Oktober 1985 di Liverpool adalah pesepakbola muda Inggris yang kontroversial. Pemakai kaos nomor 8 ketika main di MU dan nomor 9 di tim nasional Inggris sejatinya adalah fans berat tim Everton. Ia bangga memakai kaos sebagai suporter tim Everton yang berslogan "Once a blue, Always a blue.” Ia hanya bermain dua musim di tim biru asal Liverpool itu dan pada tahun 2004 Rooney berpindah main di Manchester United. Uang transfernya konon mencapai 27 juta pounds sterling.


Si Muka Bulat. Apabila Wayne Rooney bermain sepakbola sedemikian hebat, sehingga mampu memperoleh bayaran setinggi itu, mengapa ia diprediksikan mampu berhasil dalam karier sebagai komedian pula ? Pendapat kontroversial di atas muncul berdasarkan hasil riset Universitas Stirling di Inggris. Dipimpin oleh seorang psikolog, Dr Anthony Little, timnya menggunakan peranti lunak komputer untuk menemukan apa yang ia sebut sebagai wajah komedian yang sempurna. Untuk maksud tersebut tim telah memadukan 179 aspek wajah yang berbeda dari 20 komedian top Inggris. Apa kesimpulan mereka ?

Mereka berkesimpulan bahwa wajah yang lembut dan feminin, seperti wajah sosok komedian Inggris terkenal Ricky Gervais (foto kiri ), disebutnya sebagai paling berpotensi membuat penonton tertawa. Periset juga menyebut bahwa pemimpin partai konservatif Inggris, David Cameron, juga berwajah komedis.

Sementara Perdana Menteri Inggris Tony Blair dan calon penggantinya, Gordon Brown, memiliki wajah sebaliknya. Tetapi tim mengungkapkan keraguan apakah wajah jenaka memiliki nilai lebih sebagai modal untuk memenangkan suatu pemilihan umum.

Dalam riset yang disponsori klub komedi Jongleurs, sebagaimana diwartakan oleh BBC, periset menunjukkan pelbagai wajah dengan ciri yang berbeda-beda kepada para relawan. Responden itu kemudian diminta membuat peringkat tingkat kelucuan sosok-sosok bersangkutan menurut pendapat mereka masing-masing.

Dr Anthony Little mengatakan : “Gambaran paling mencolok untuk mencirikan komedian pria yang sukses didominasi oleh ciri wajah yang lembut dan feminin.” Lanjutnya, bahwa wajah merupakan indikasi kuat dari watak dan kajian kami nampaknya menjelaskan mengapa komedian dengan ciri wajah tertentu melejit dalam kariernya.

“Karakteristik wajah feminin menunjukkan bahwa sosok bersangkutan ramah dan kooperatif, penyebab hadirnya kesan pertama bahwa komedian bersangkutan memiliki sikap bersahabat dan jenaka,” tandasnya.

Dr Little menegaskan bahwa wajah David Cameron (foto kiri ) yang bulat dan lebar, bermata besar dan lembut, memiliki ciri-ciri alamiah yang serasi memenuhi tuntutan profil seorang komedian.

Merujuk ciri-ciri yang terungkap maka ia pun memasukkan pesepakbola Wayne Rooney dan selebritis juru masak di televisi Inggris, Jamie Oliver, sebagai pemilik wajah yang komedis.



Wajah jagoan. Untuk memberikan kontras, periset juga menyimpulkan adanya wajah-wajah non-komedis. Mereka sebut sebagai wajah jagoan dengan contoh wajah Tony Blair aan Gordon Brown, di mana keduanya memiliki wajah "terlalu klasik dan maskuline" untuk menerbitkan tawa. “Secara tipikal, wajah maskulin itu menurutnya memiliki paduan antara rahang yang ibarat dipahat dan dahi tinggi, yang kurang “menghibur” dan pemiliknya dinilai kurang berhasil bila menekuni karier di dunia komedi.

“Wajah sosok jagoan itu lebih sempit dibanding wajah komedian, detilnya lebih mencolok, matanya kecil, dengan rahang yang menonjol. Secara totalitas penampilannya sangat maskulin, yang sangat kontras dengan kelembutan, kualitas feminin wajah seorang komedian.”

Apa komentar para komedian sendiri ?

Ricky Gervais (44), bintang sitkom “The Office” (bukunya terlampir) asal Inggris yang sukses dan pengarang buku anak-anak serial Flanimals dan More Flanimals yang laris, mengatakan : “Selama bertahun-tahun saya beranggapan bahwa sukses global saya bermodalkan hasil dari observasi yang tajam, keahlian dalam menerjemahkan observasi itu seirama jaman dan keterampilan paling prima sebagai penampil. Semua itu bisa terjadi karena saya dikaruniai wajah bulat, wajah seorang gadis.”

Komedian lainnya, Hal Cruttenden, mengatakan bahwa hasil riset tersebut memiliki nilai yang menarik. “Komedian senantiasa menabrak rambu-rambu tabu, melipir di bibir pinggiran tebing, dan lawakan yang terbaik senantiasa muncul dari hal-hal yang tidak membuat kita merasa nyaman. Sehingga bila semua itu muncul dari seseorang yang memiliki mata besar, wajah gendut, pria dengan sosok feminin, barangkali hal tersebutlah yang memudahkan para audiens untuk terpicu meledak dalam tawa.”

Terakhir : inilah foto (kanan) hasil rekayasa komputer dari Universitas Stirling yang menunjukkan wajah ideal sebagai seorang komedian. Mari kita coba berandai-andai saja : siapakah komedian Indonesia yang memiliki wajah dengan karakteristik serupa, atau mendekatinya ? Adakah wajah tokoh-tokoh nasional kita ada yang justru berkesesuaian dengannya ?

Apakah wajah presiden kita SBY justru memiliki karakteristik yang lebih serasi apabila dirinya tampil bukan sebagai seorang presiden, tetapi lebih cocok sebagai seorang aktor komedi ?


Wonogiri,25-26/4/2007


ke