Friday, December 31, 2010

Glory, Glory, Glory, Nurdin Almighty !

Oleh : Bambang Haryanto
Email : humorliner (at) yahoo.com


Lupakan Aburizal Bakrie.
Lupakan saja Barack Obama.
Bahkan lupakan pula Dalai Lama.

Karena rakyat Indonesia secara tidak resmi telah menentukan kandidat terkuat untuk menduduki kursi RI-1 dalam suksesi kekuasaan tahun 2014. Bahkan dirinya berpotensi menjadi tokoh spiritual dunia. Mesiah Abad Ke-21 !

"Game is over," begitu bunyi spanduk besar yang terpasang di Stadion Gelora Bung Karno, Senayan, semalam.

"Nama Nurdin Halid, Ketua Umum PSSI, setelah final leg kedua Piala AFF 2010 langsung merasuki jantung hati seluruh bangsa Indonesia. Ibarat jatuhnya wahyu, bangsa besar ini rupanya telah bersepakat menentukan pemimpinnya jauh sebelum Pilpres 2014 tiba !"

Itu tadi laporan terbaru (29/12/2010) dari situs World's Power Game, yang berpangkalan di lokasi rahasia perbatasan Afghanistan dan Pakistan. Efek berantai pun menyusul.

Majalah berita internasional TIME bergegas menerbitkan edisi khusus berupa ralat.Tebalnya seribu halaman. Isinya melulu permintaan maaf, baik dari jajaran redaksi sampai pengecer majalah bersangkutan dari seluruh dunia.

Richard Stengelhorne, redaktur utama majalah bergengsi itu, dalam pengantarnya memutuskan menganulir Mark Zuckerberg, pendiri situs jejaring sosial Facebook, sebagai Person of The Year 2010.

"Setelah melihat hasil akhir Piala AFF 2010, kami mengaku telah berbuat kesalahan fatal. Seharusnya bukan Mark Zuckerberg, melainkan Nurdin Halid yang kami pilih sebagai Tokoh Tahun 2010 kami."

Langkah mengaku salah serupa juga diikuti majalah The Financial Times. "Kami keliru memilih Steve Jobs sebagai tokoh pilihan 2010. Mohon maaf pembaca yang budiman, ternyata prestasi Steve Jobs yang merevolusi dunia dengan produk inovatif seperti iPad bukan apa-apa dibandingkan dengan sikap ketulusan hati, keagungan dan kharisma dari tokoh yang pada saat-saat terakhir baru kami ketahui. Nurdin Halid dari Indonesia."

Sontak trending topics di Twitter dikuasai oleh #gloryglorynurdin,#dalailamasalutenurdin, #nurdinbeatzuckerberg, #nurdinbeatjobs, #obamaenvynurdin, #bankimoonlaudnurdin, #putinirinurdin, #nabibarunurdin,#seppblatersupportnurdin, #optimusprimelovesnurdin, #megatronsupportnurdin, #spidermanenvynurdin, #nurdinmtopdeadwefindanother, bahkan sampai #tomcruiseadmirenurdin dan #manoharalovesnurdin.

Servernya bahkan sempat crash beberapa jam akibat antusias ratusan juta pengguna Twitter yang terkena tsunami "demam Nurdin" yang dipicu para tweeps asal Indonesia.


[Moga-moga bisa saya lanjutkan nanti, di Tahun Baru 2011. Selamat Tahun Baru untuk sobat humoris Indonesia !].

Tuesday, December 14, 2010

Humor Indonesia, Sasaran Wikileaks Berikutnya !

Oleh : Bambang Haryanto
Email : humorliner (at) yahoo.com



Aktivis Wikileaks punya target baru.
Menyerang humor Indonesia.
Perang global maya kini arenanya berpindah ke negara kita !

"Pendukung fanatik Wikileaks yang sebelumnya menyerang situs-situs seperti Paypal, MasterCard sampai toko (buku) maya Amazon, kini bersatu padu menyerang Indonesia. Menyerang humor Indonesia. Dunia pun terguncang !," begitu kata laporan utama koran Perancis Le Memble, 13 Desember 2010.

Rencana awalnya, situs Wikileaks berambisi membocorkan rahasia para komedian Indonesia. Terutama para mantan pelawak kita yang terjun menjadi politisi Indonesia.

Tetapi teknik sadapan canggih mereka dua tahun lalu itu ternyata buntu. Walau sudah menanam chip di kepala tiap-tiap komedian Indonesia, ternyata sampai sekarang tidak memberikan sinyal apa-apa ke komputer pangkalan data mereka.

Kegagalan ini membuat aktivis Wikileaks menjadi meradang, gusar dan frustrasi. Mereka lalu pindah haluan, berganti berusaha melumpuhkan sekalian situs-situs yang terkait dunia humor Indonesia.

"Kami tidak takut.
Kami akan serang balik mereka !"

Demikian balas Darmainto M Steijvendarmo, salah satu tokoh humor Indonesia. Ia keturunan blasteran Kendal-Eindhoven dan baru saja menjalani naturalisasi untuk memperkuat pilar baru dunia humor Indonesia. Utamanya dalam upaya meng-gol-kan gagasan dan deklarasi 30 Desember (2010) sebagai Hari Humor Nasional.

Menurutnya, memang ia mengakui bahwa pelaku dunia komedi Indonesia kini belum menjadi kekuatan signifikan sebagai bagian mekanisme checks and balances eksekusi demokrasi di Indonesia, tapi ia menduga serangan itu bertendensi menggagalkan ambisi humoris Indonesia untuk mendaulat negerinya sebagai pusat humor dunia.

Aksi perlawanannya tidak sendirian.
Aktivis lainnya, Jago Gonzales Suprania, ikut merapatkan barisan.
Dukungan pun deras mengalir.

Terdapat seorang menteri dalam kabinet SBY yang antusias menyatakan dukungan total bagi perjuangan aktivis humor Indonesia. Ia memiliki senjata andalan : akun Twitternya.

"Kalau perlu, saya sanggup melayangkan tweets setiap lima menit sekali, agar ratusan ribu pengikut saya akan ikut mendukung Anda. Saya telah mempersiapkan 9 buah telepon Blackberry, 99 iPhone, 999 iPad, untuk bisa menyerang balik mereka. Kalau presiden SBY memajang satu iPad saja bisa sudah bikin heboh dunia, bayangkan apa yang akan terjadi. Senjata akan makan tuan !"

Sontak, kembali nama menteri kita itu menjadi trending topic lagi di dunia maya.

"Setelah kasus salaman bermasalah dengan Michelle Obama, menteri kabinet SBY yang dinilai paling canggih menggunakan media sosial itu diduga mampu membangkitkan rasa nasionalisme dengan aksi menyerang balik para pendukung Wikileaks," lapor situs gadget terkenal Gizmondo (13/12/2010).

Tetapi aksi serangan balik itu dikuatirkan bisa melebar kemana-mana. Konon situs Openleaks sudah masuk agenda. Menyusul situs Indoleaks. Bahkan warga Bali sudah kuatir bila leak mereka juga ikut jadi sasaran. Intinya, jangan remehkan tokoh satu ini.

Agar tidak dikira hanya gertak sambal di dunia maya belaka, ribuan follower militan menteri kita itu menyatakan akan hadir menjadi suporter saat timnas Indonesia berlaga melawan timnas Filipina di semifinal Piala AFF, Kamis, 16 Desember 2010. Mereka akan berpantun kolosal bersama, guna mendukung timnas Indonesia.

Yang menarik, diperkirakan selain hadirnya suporter khusus ini, stadion Gelora Bung Karno Senayan juga akan dipenuhi oleh ribuan tenaga kerja wanita Indonesia dan tenaga kerja wanita Filipina.

Mereka yang selama ini sengit bersaing memperebutkan petrodollar di Timur Tengah,dollar di Hongkong dan juga dollar Singapura, dapat mengekspresikan persaingan itu dalam bentuk yel-yel dan chanting dari tepian tribun.

Dikabarkan, terdapat beragam poster yang dipersiapkan suporter timnas yang TKI/TKW itu. Berbunyi : "TKW Indonesia lebih tangguh daripada TKW Filipina !." Poster lainnya berbunyi : "Siksa dan derita di manca negara tetap lebih baik daripada kelaparan di negeri sendiri !"

Ada pula yang menyuarakan tekad baja mereka lewat rilis. "Presiden Filipina memang lebih hirau dibanding presiden kami dalam melindungi TKI/TKW. Kami tidak cengeng, kami mampu mengatasi masalah kami sendiri. Asal tak semakin diperberat dengan pelbagai pungli."

Disindir Obama. Serangan aktivis pendukung Wikileaks itu menemui sandungan berat. "Humoris Indonesia ternyata benar-benar limpat, cekatan, dan tangguh. Mereka sigap dengan segera mematikan situs-situs mereka !" Itulah bunyi rilis salah satu hacktivist, yang paduan dari kata hacker dan activist, dari kelompok "SuperAnonymous."

Baru kelompok ini yang menyatakan secara terus terang bertanggung jawab menyerang secara simultan situs-situs dan blog milik aktivis humor Indonesia. Patut diduga masih ada ribuan kelompok hacktivist lainnya yang beraksi dengan sasaran tunggal : melumpuhkan situs-situs humor Indonesia.

"Kalau humor dan lawakan dari pelawak Indonesia selama ini tidak cerdas dan tidak lucu, itu bukan salah kami. Tetapi gara-gara kami tidak leluasa dalam sharing wawasan dan pengetahuan-pengetahuan baru kepada sesama komunitas komedian.

Infiltrasi dan keusilan kronis para hacktivist itu sangat-sangat menjengkelkan. Kami akan gigih mencari solusi. Bahkan sampai dibawa ke tingkat Sidang Umum di PBB !," kata pentolan PASKI yang tak mau disebut namanya.

"Bayangkan," lanjutnya, "sosok seperti Indro Warkop, Komar, Eko Patrio,sampai Miing Bagito, akan berpidato satu demi satu memperjuangkan dunia humor Indonesia di forum dunia itu, dengan didampingi oleh Ban Ki-moon yang Sekretaris Jenderal PBB !"

Ketika dunia humor Indonesia sudah menjadi industri, tindakan hacking di atas diperkirakan menggelembungkan angka kerugian di atas 999 milyar dollar per tahunnya.

Walau mendapat gempuran di dunia maya, sekadar catatan, Indonesia kini tercatat sebagai negara yang memiliki situs-situs humor bermutu dengan kualitas kelucuan sesuai angka Humor Development Index (HDI) dari PBB, sebagai nomor lima tertinggi di dunia. Nomor satu masih dipegang Korea Utara, disusul Burma, Cayman Island, Somalia dan baru Indonesia.

Bahkan maraknya publikasi humor Indonesia di dunia maya itu pernah mendapatkan apresiasi dari Presiden Barack Obama ketika ia berpidato di Universitas Indonesia (10 November 2010).

"While my Indonesian friends and I used to run in fields with water buffalo and goats--(laughter)-- a new generation of Indonesians is among the most wired in the world -- connected through cell phones and social networks, " tegasnya.

"Sementara teman-teman Indonesia saya dan saya dulu berlari-lari di sawah sambil angon kerbau dan kambing - (gelak) -, sebuah generasi Indonesia yang baru kini telah menjadi salah satu bangsa yang paling terkoneksi di Internet di dunia, lewat telepon genggam dan jaringan sosial."

Kata kuncinya adalah : jaringan sosial.

Kita tahu tentang banyaknya aktivis humor Indonesia yang lebih memilih bersibuk-ria di Facebook. Karena mengisinya mudah, tanpa dituntut kontemplasi atau berfikir secara mendalam. Apalagi dengan cara instan seperti itu mereka mudah memperoleh banjir pujian selangit.

Sementara untuk menulis artikel, blog sampai buku, membutuhkan ketekunan dan kerja otak yang serius. Juga beresiko sepi dari komentar atau pujian.

Mungkin Obama sebagai seorang blogger hendak bilang, kalau Anda kini hanya mampu seperti itu, lebih baik Anda kembali angon kambing dan angon kebo saja, seperti jaman saat dirinya kecil dahulu kala.

Serangan itu berkah. Rahasia umum tentang psike, gambaran psikologis, pelaku dunia humor Indonesia di dunia maya yang seperti itu ternyata tidak menyurutkan niat pendukung Wikileaks.

"Kami akan terus menyerang bila sumberdaya kami cukup," lanjut rilis kelompok "SuperAnonymous" yang ketika dilacak ternyata juga memiliki server di Wonogiri. Server kuat lainnya ada di perbatasan Pakistan-Afghanistan.

Tidak kalah dengan markas milik kelompoknya Julian Assange yang berada di bunker dalam gua batu di Swedia, kelompok "SuperAnonymous" ini memiliki markas di gua labirin di tengah ceruk pegunungan karst, batu kapur, perbatasan Wonosari-Wonogiri.

Selama ini "SuperAnonymous" menyerang situs-situs milik para komedian Indonesia yang lalu lalang tampil di televisi, juga semua situs Indonesia yang memiliki konten humor, dengan teknik yang disebut denial-of-service attacks, atau serangan DoS.

Penjelasan singkatnya, ini jenis serangan terhadap komputer atau server di dalam jaringan internet dengan cara menghabiskan sumber, resource, yang dimiliki oleh komputer tersebut.

Dalam aksinya penyerang membanjiri lalu lintas jaringan dengan banyak data. Sehingga lalu lintas jaringan yang datang dari pengguna terdaftar di situs bersangkutan menjadi tidak dapat masuk ke dalam sistem jaringan.

Tak terduga, serangan pendukung Wikileaks itu ternyata justru diharapkan secara antusias oleh sebagian besar eksponen humor Indonesia. Utamanya mereka yang telah merambah dunia maya.

"Serangan mereka, bagus bagi situs saya. Membuat saya bisa memiliki kilah yang valid secara logis, teknologis dan ekonomis."

Itu tadi kata pelawak terkenal yang gara-gara menerbitkan buku dari isi blognya, kemudian justru membunuh blog bersangkutan. Alasannya : ia kuatir berat bila blognya terus hidup ia pandang berpotensi menggerogoti niat penggemarnya untuk membeli bukunya. Pertimbangan komersial. Masuk akal. Tetapi membunuh interaksi dan peluang mereguk asupan ide-ide baru.

Sementara seorang komedian dan penulis muda lainnya, juga ikut jejaknya. Ia memang meluncurkan blog baru sebagai pengganti, tetapi mengisinya tak lagi setulus, serajin dan setinggi gairah blog pertamanya.

Alasan lain terkait ancaman plagiat juga mencuat. "Membuat lucuan yang benar-benar lucu saja (sulitnya) setengah mati," kilah pelawak yang lain lagi. Ia mengutip persis ucapan almarhum Dono Warkop di harian Kompas, 22/3/1996.

"Kalau karya saya dipajang di blog, akan mudah dicuri pelawak lainnya.Lha nanti saya dan anak bini akan makan apa ?"

Pelawak itu senyatanya baru mem-posting satu lelucon.Tetapi setiap hari ia rajin men-surfing mesin pencari Google, untuk menemukan blog pelawak lainnya yang memplagiasi karyanya itu. Semua saluran televisi yang ada acara lawaknya, ia tongkrongi. Siapa tahu materi leluconnya tiba-tiba dibajak oleh pelawak lainnya.

Konon pelawak satu ini bila hendak manggung, setiap audien harus menandatangani surat pernyataan. Bermeterai. Begitu keluar dari gedung, audien harus melupakan isi lelucon yang mereka dengarkan.

Penonton juga dilarang membawa HP, kamera, apalagi catatan. "Bila aktivis Wikileaks hendak membuat lumpuh blog saya, saya justru berterima kasih," ujarnya lebih lanjut.

Fenomena ini kiranya yang membuat gagasan tentang klub komedi, sebagai kawah candradimuka komedian-komedian baru, tidak memperoleh angin segar di Indonesia.

"Yang datang nanti hanya pelawak. Dan juga intel-intel mereka. Lalu mereka semua tidak ada yang mau tertawa, tetapi diam-diam hanya mencuri ide-ide lawakan saya, lalu apa kira-kira kata dunia ?"

Dikepung fobia. "Serangan itu strategi yang keliru. Juga salah sasaran." Demikian pendapat John Erectus Schrodinger dari Schrodinger and Cats Institute, lembaga analis keamanan Internet yang berbasis di Stockholm.

Ia tidak menujukan kritiknya itu kepada kalangan komedi Indonesia, tetapi justru kepada aktivis Wikileaks yang menyerang situs-situs humor Indonesia. Seperti dikutip jurnal internasional CyberJokes Intelligence Reports yang bermarkas di Kandahar, Pakistan, dirinya memandang remeh efektivitas serangan DoS terhadap situs-situs humor Indonesia itu.

"Mereka sungguh ngawur dengan menyerang semua situs yang memiliki isi bebodoran, humor kasar, joke porno, komedi kalengan, komedi rendahan, lawakan tak bermutu, lelucon styrofoam, slapstick, Democrazy, ExtraVaganza, Opera van Java, Tukul Arwana, Warkop, video seks Peterporn, heboh jabat tangan Tifatul Sembiring dengan Michele Obama sampai tawaran Vicky Vette," tulis Schrodinger.

"Mereka lupa, bahwa komunitas komedi Indonesia adalah komunitas yang tangguh. Mereka itu kuat. Karena selama ini tegar dan kukuh menjaga diri dengan benteng andalan, yaitu rasa takut. Bahkan sudah mencapai taraf fobia !

Tebal sekali balutan rasa ablutophobia,takut membersihkan diri, takut mandi; allodoxaphobia, takut menerima opini; bibliophobia, takut pada buku; centophobia, takut pada ide-ide dan hal baru; dan juga catagelophobia, takut diperolok dan ditertawakan, yang menyerimpung komedian Indonesia.

Belum lagi belitan epistemophobia, takut ilmu pengetahuan; graphophobia,takut menulis dan menulis tangan; ideophobia,takut terhadap gagasan; phronemophobia, takut berpikir; sampai xenophobia, takut orang asing, yang mencekik mereka."

Dibentengi semua ketakutan itu membuat komedian Indonesia terus merasa aman dan nyaman dibalik cangkangnya yang keras.

Menurut Schrodinger, paparan yang semakin terbuka guna mengakses sumber-sumber inspirasi baru, baik buku-buku komedi bermutu, jurnal profesi sampai jurnal ilmiah, sampai hasil penelitian akademisi,ibarat angin lalu belaka.

Kemudian keberadaan pelbagai lembaga pendidikan, peluang gesekan dalam pergaulan internasional dengan tokoh-tokoh komedi dunia baik akademisi sampai pelaku industri komedi, semuanya itu dianggap oleh komunitas komedian Indonesia sebagai tidak ada sama sekali.

Dengan kondisi semacam ini, serangan atau kritikan berbau intelektual apa pun kepada mereka hanya merupakan upaya yang sia-sia. Ia bahkan secara khusus mengutip kata-kata musikus Yogya, Jaduk Ferianto, di tengah acara "Workshop : Lawak Indonesia Mau Kemana ?" di Yogyakarta, 27 Juni 2009.

Katanya,menirukan Jaduk, "memberi nasehat kepada komedian Indonesia, rasah, tak usah," ujarnya. Tetapi langsung, "colok matane."

"Lupakan hal-hal ideal itu bila Anda berbicara tentang dunia humor Indonesia," tegas Schrodinger. Atau jangan ngoyo. Karena hemat saya, harusnya yang lebih dulu "SuperAnonymous" serang adalah situs-situs yang memiliki domain ac.id., edu.id., go.id., sby.info sampai tv.id.

Menurutnya, karena situs-situs ini lebih suka mewakili lembaga mereka sendiri, getol berbusa-busa bicara tentang dan untuk diri mereka sendiri, ketimbang sebagai media untuk mendengarkan suara rakyat.

"Situs-situs semacam ini bila lumpuh seabad pun, banyak warga Indonesia bakal merasa tidak kehilangan apa-apa !"



Wonogiri, 14 Desember 2010

Thursday, December 09, 2010

30 Desember 2010 : Hari Humor Indonesia

Oleh : Bambang Haryanto
Email : humorliner (at) yahoo.com


"Narcoleptic."
Julukan majalah The Economist untuk Gus Dur.

Itu terkait kebiasaan Gus Dur yang nampak tertidur dalam suatu acara, tetapi begitu terbangun dirinya mampu menjawab secara tajam segala hal-ihwal yang ditanyakan para wartawan.

Paparan di atas tercakup dalam tulisan obituari majalah tersebut, yang ditulis setahun lalu itu. Tulisan itu membuat saya sadar betapa sangat sedikit yang telah saya ketahui tentang Gus Dur.

Kesadaran tersebut meruyak ketika saya memperoleh SMS (9/12/2010) dari Yogyakarta. Dari pengirim yang tidak saya kenal.

Nama pengirimnya : Sudaryanto. Mahasiswa S-2 Universitas Negeri Yogyakarta. Rupanya ia menemukan blog saya ini. "Kebetulan saya sedang menulis tesis tentang wacana humor Gus Dur. Kapan-kapan saya silaturahmi dengan panjenengan," tulisnya.

Saya terenyak.

Rasanya tidak banyak yang saya ketahui dari humor-humor Gus Dur. Saya hanya langsung teringat peristiwa yang terjadi pada tahun 1986. Tidak bosan saya selalu mengulang cerita ini, ketika memergokinya di toko buku Gramedia Blok M, tepatnya tanggal 25 Oktober 1986. Saat itu Gus Dur memberi saya sebuah riddle, teka-teki, cangkriman yang menjurus.

Di halaman dalam buku karya Mildred Meiers dan Jack Knapp, 5600 Jokes For All Occasions : Over 550 Subjects to Help You Entertain, Insult, and Amuse Any Audience (1980), buku yang saya beli saat itu, saya tuliskan cangkriman Gus Dur tersebut :

"Rambut wanita MANA yang paling lebat, paling hitam dan paling keriting ?" Itu tanya Gus Dur kepada saya.

Saya langsung tergelak. Sekaligus wajah saya pasti nampak bodoh, karena saat itu saya memang tidak tahu apa jawaban yang pasti. Syukurlah Gus Dur segera menimpali :

"Rambut wanita Papua Nugini."

Saya kembali tergelak. Kini lebih keras. Beberapa pasang mata langsung nampak mencereng ke arah saya. Saya tak peduli. Sebelum berpisah, saat itu Gus Dur masih juga memberikan teka-teki dan misteri kepada saya. Melalui ujaran : "Hanya kita-kita saja yang masih waras."

Teka-teki ini baru saya ketahui maknanya belasan tahun kemudian. Jawaban dari teka-teki itu, kini menjadi bagian dari isi buku saya yang baru terbit, Komedikus Erektus : Dagelan Republik Kacau Balau (Etera Imania, 2010).

Sibuk memoles citra. Isi artikel obituari majalah bisnis Inggris ternama itu juga menampilkan cerita tentang kewarasan beliau sebagai insan. Waras yang ia maksudkan adalah keberanian dan ketulusan untuk menunjukkan, dan bahkan melucukan kekurangan dirinya sendiri.

Benar-benar sebuah kualitas keluhuran yang langka ditemui di antara pemimpin-pemimpin kita masa kini. Karena mereka selalu nampak sibuk mempraktekkan strategi kehumasan untuk memoles diri, agar selalu tampil kinclong dan sempurna di muka rakyatnya.

Kewarasan Gus Dur itu tegas mencuat dan menginspirasi ketika dirinya dipaksa lengser dari kursi kepresidenan di tahun 2001. Saat ditanya wartawan apakah hal itu akan disesalinya, dengan enteng Gus Dur menjawab : "Sama sekali tidak. Saya lebih menyesal ketika saya kehilangan 27 rekaman Simfoni Kesembilan dari Beethoven."

Bahkan begitu lengser Gus Dur segera memberi kabar kepada para wartawan : "Mulai esok, saya akan menceritakan lelucon-lelucon lagi."

Presiden RI ke-4 yang oleh Bill Clinton dijuluki sebagai presiden paling lucu di dunia itu meninggal dunia dalam usia 69 tahun.Tanggal 30 Desember 2009.

Delapan tahun sebelumnya, 30 Desember 2001, pelawak Dono Warkop, juga meninggalkan kita untuk selama-lamanya.

Adakah kesamaan tanggal meninggal ini hanya sebagai suatu kebetulan belaka ?

Bagi saya, hal itu ternyata mampu menerbitkan gagasan. Bahwa untuk mengenang keduanya, dan demi menunjang kemajuan dunia humor Indonesia sebagai pilar penjaga kewarasan nurani bangsa, bersama ini dengan rendah hati mengusulkan agar tanggal 30 Desember diproklamasikan oleh para pencinta humor Indonesia sebagai hari bersejarah.

Hari Humor Nasional.
Atau Hari Humor Indonesia.

Dengan harapan, di momen tersebut makna luhur humor bagi kemanusiaan dapat kita kemukakan.
Kita renungkan.
Kita rayakan.
Juga kita reguki kedahsyatannya.

Sambil merujuk beberapa ucapan bernas berikut ini tentang humor, maka kita semoga semakin yakin betapa humor pantas sekali sebagai harta jiwa yang senantiasa kita perjuangkan sebagai bekal bangsa Indonesia dalam mengarungi peradaban.

"Humor is mankind's greatest blessing."
Humor merupakan rahmat terbesar bagi kemanusiaan.
- Mark Twain

"If I had no sense of humor, I would long ago have committed suicide."

Apabila saya tidak memiliki sense of humor maka saya telah melakukan bunuh diri pada waktu yang telah lalu.
- Mahatma Gandhi

"Humor is something that thrives between man's aspirations and his limitations. There is more logic in humor than in anything else. Because, you see, humor is truth. "

Humor merupakan sesuatu yang tumbuh subur di antara aspirasi manusia dan keterbatasannya. Terdapat lebih banyak logika pada humor dibanding hal-hal lainnya. Karena seperti Anda tahu, humor adalah kebenaran.
- Victor Borge

"When humor goes, there goes civilization."
Ketika humor lenyap, lenyap juga peradaban.
- Erma Bombeck

"You can turn painful situations around through laughter. If you can find humor in anything, even poverty, you can survive it."

Anda mampu mengubah keadaan yang penuh penderitaan dengan humor. Apabila Anda mampu menghumori segala hal, bahkan kemiskinan, Anda akan mampu bertahan.
- Bill Cosby


Refleksi tutup tahun. Terlebih lagi momen yang mendekati tutup tahun itu merupakan waktu yang tepat bagi warga bangsa ini untuk berefleksi. Untuk menyadari kekurangan-kekurangan diri sendiri. Dan kemudian bersepakat menancapkan tekad untuk berbuat yang lebih baik di tahun depan yang siap dijelang.


Wonogiri, 10 Desember 2010

PS : Terima kasih kepada Basnendar HPS, kartunis dan desainer logo dari ISI Surakarta, yang telah bersedia merancang logo sebagai tetenger atau paraf visual untuk Hari Humor Nasional 2010.

Tuesday, December 07, 2010

Petisi Darminto, PASKI dan Mutu Komedi Kita

Oleh : Bambang Haryanto
Email : humorliner (at) yahoo.com


PASKI.
Persatuan Seniman Komedi Indonesia.
Ketua Umum : Indro Warkop.
Sekretaris Jenderal : Miing Bagito.

"Jujur saja, selama periode kepengurusan mereka, saya belum melihat atau mendengar ada sesuatu yang penting dicatat, sebutlah tonggak atau jejak yang penting bagi peningkatan kualitatif SDM pelawak kita."

Penilaian di atas itu telah disampaikan oleh Darminto M Sudarmo (foto) dalam catatan di akun Facebooknya (7/12/2010) yang berjudul Menjadi Pelawak, Enak atau Tidak Enakkah?

Judul artikel itu mungkin dibuat agar provokatif bagi pembaca, walau senyatanya topik tulisannya menukik ke hal yang lebih fundamental. Karena sarat berisi gugatan dirinya tentang kondisi dunia komedi kita saat ini.

Dengan tajam mantan pemimpin redaksi majalah HumOr ini mengungkap meruyaknya pola pikir kalangan pelaku dunia komedi kita yang pada umumnya mencampuradukkan kualitas karya dengan kualitas dalam parameter dagang.

"Di dalam parameter dagang, apa yang disebut bagus, bermutu adalah yang DISUKAI atau BISA MEMUASKAN konsumen. Di sinilah paradoks itu terjadi. Silang sengkarut pendapat merebak, salah paham, saling menafikan dan mau menangnya sendiri tak terelakkan lagi," tandasnya.

Bahkan ia pun merujuk ucapan Miing misalnya : "Eh, kalau dengan begini lawakan gue udah laku, ngapain sih repot-repot mikirin yang aneh2 dan belum tentu laku."

Pesan penting lainnya yang ia gelar adalah wacana mengenai kerasnya pergulatan seniman, seniman apa pun termasuk kreator komedi, dalam proses penciptaan karya-karya yang unggul.

Ia merujuk contoh kartunis andal kita, G.M. Sudarta, di mana "di balik tiap karya kartun/karikatur yang bagus, berjejer rak-rak buku tebal yang memaksa si kartunis rajin-rajin menyimak dan menelaahnya."

Kreator memang nampak seperti perangai seekor bebek. Ia nampak tenang mengapung di permukaan air, tetapi yang di bawah permukaan terdapat ribuan ayunan gerak dua kaki yang bekerja sangat keras untuk membuat dirinya melaju.

250 Ribu Karya Lawakan. Kaki-kaki yang bekerja keras di bawah permukaan itu, bila merujuk para pelaku dunia komedi di negara maju, dapat tercermin dari beberapa pendapat mereka.

Misalnya, seorang Jerry Seinfeld punya kredo : "Menulislah sampai jari-jarimu sakit !" Mentor komedi Judy Carter selalu berseru : "Menulislah setiap kali bangun pagi, bahkan sebelum kau pergi ke belakang untuk beol atau mandi."

Bahkan sudah menjadi rumus pekerjaan, penulis komedi harus bekerja delapan jam dalam sehari !

Pentingnya drill secara spartan yang ditujukan untuk memperkuat muscle memory (myelin) itu, demikian kata Rhenald Kasali, merupakan kunci setiap insan dan juga bangsa dalam meraih keunggulan dan keberhasilan. Dunia pendidikan kita yang terlalu berat sebelah dengan menganakemaskan olah untuk memperkuat brain memory, tak lagi cukup.

Tak ayal, di manca negara terdapat sosok seorang komedian bernama Richard Lewis yang harus menyewa safe deposit box di bank. Agar koleksi 250.000 judul lelucon karyanya aman tersimpan di dalamnya !

Bagaimana komedian kita ?

Ada dua kelompok komedian terkenal, di mana untuk menulis biografi mereka sendiri saja harus menyewa penulis. Komedian yang tidak menulis itu jelas bakal tidak mampu menghayati apa yang menjadi pergulatan seorang GM Sudarta, kartunis senior Indonesia, seperti diungkap Mas Darminto di atas.

Di Indonesia memang begitulah panggungnya. Saya kutipkan lagi (karena memang sering saya kutip) ujaran Dr. Sudjoko (almarhum) dari ITB, bahwa : "Semua yang kita kenal sebagai pelawak, badut, bodor, klontangan, ludruk dan sebagainya adalah pelakon, orang panggung, orang tontonan. Bukan penulis, bukan sastrawan. Dalang juga bukan penulis. Semua tidak mampu menulis."

Serigala saling cakar. Semoga gedoran dari Mas Dar ini bisa sampai ke telinga PASKI yang konon akan berkonggres.

Untuk momen penting itu saya ingin titip bisikan. Tentang ujaran seorang Patrick Bromley, pengelola blog komedi di bawah koran The New York Times. Ia berkata bahwa komedi itu komunitas, warganya guyub, saling membantu untuk meraih sukses secara bersama.

Gotong royong ternyata malah subur di Amerika Serikat sana. Contoh ekstrim : komedian muslim Amerika Serikat keturunan Mesir, Ahmed Ahmed ("bila divonis sebagai teroris Islam, saya akan dihukum DUA kali lipat," guyonnya) dan Rabbi Bob Alper yang jelas-jelas Yahudi, berkolaborasi melakukan tur lawak bareng untuk menyiarkan kerukunan beragama melalui komedi.

Semangat guyub antarkomedian kita di sini, boleh jadi dicerminkan dari kehadiran dan ketidakhadiran organisasi mereka, yaitu Persatuan Seniman Komedi Indonesia (PASKI). Begitu diresmikan langsung mati suri.

Hal itu terjadi mungkin karena pola gaul antarkomedian kita yang justru masih dikerangkeng oleh hukum Hobbesian : "komedian satu merupakan serigala untuk komedian lainnya."

Tak ada guyub. Tak ada keinginan untuk saling mengedukasi satu dengan yang lainnya. Yang ada adalah rivalitas. Saling mencerca dibalik punggung masing-masing.

Akibatnya,sejak diresmikan kegiatan wajib fungsionaris PASKI yang paling menonjol adalah melakukan amal yang sangat mulia. Menengok komedian yang sakit parah dan yang meninggal dunia.

Mungkin dengan rasa sedih yang tulus, tapi mungkin juga, merujuk hukum Thomas Hobbes di atas, justru dengan rasa "bergembira" : karena telah hilang satu lagi saingan dalam membuat periuk nasi mereka bisa ngebul sehari-harinya ?


Wonogiri, 7-8 Desember 2010

ke