Sunday, June 20, 2010

Video Porno dan Nobel Perdamaian 2010

Oleh : Bambang Haryanto
Email : humorliner (at) yahoo.com


Kasus video porno mirip Ariel-LM-CT menurut kabar burung akan diputuskan lewat jajak pendapat. Ada politikus bilang, biar keren, sebut saja referendum.

Semua warga negara Republik Indonesia, tua-muda, akan memperoleh CD video porno itu, diberi kesempatan menonton hingga 11 Juli 2010 mendatang, lalu bebas menentukan apakah aktor-aktris dalam video porno itu asli atau bukan.

Langkah ini merupakan langkah paling demokratis. Juga paling monumental di dunia. Bahkan Indonesia berpeluang tercatat di Guiness Book of Records sebagai negara pertama yang akan mengaplikasikan Hukum Linus Pertama, hukum yang mengilhami gerakan open source yang kini dampaknya meluas kemana-mana.

Hukum itu diambil dari nama Linus Benedict Torvalds, seorang perancang peranti lunak kelahiran 28 Desember 1969, Helsinki, Finlandia. Dalam merancang peranti lunak Linux yang terkenal itu ia sengaja membuka kode-kode temuannya itu kepada masyarakat luas. Dengan langkah ini dapat ditemukan cacat, kekurangan, dan kemudian banyak orang akan mampu memperbaikinya.

Kolaborasi yang melibatkan banyak fihak tersebut membuat piranti lunak Linux semakin berguna bagi banyak kalangan. Fenomena dahsyat ini kemudian memunculkan Hukum Linus Pertama yang berbunyi, "given enough eyeballs, all bugs are shallow." Dengan mata yang cukup, kutu pun bisa ditemukan dengan mudah.

Langkah referendum ini menjadi titik sejarah Indonesia dalam bidang teknologi komunikasi dan informasi. Penentuan pendapat secara massal ini, juga mengaplikasikan tesis tentang wisdom of crowds seperti dirujuk dalam buku The Wisdom of Crowds : Why the Many Are Smarter Than the Few and How Collective Wisdom Shapes Business, Economies, Societies and Nations (2004) karya James Surowiecki.

Agar pelaksanaannya fair, maka tokoh telematika dan kini anggota DPR dari Partai Demokrat yang sering jadi rujukan tentang keaslian video dan foto-foto porno, tak boleh berkomentar dulu.

Bukan karena dikuatirkan komentarnya akan memengaruhi opini publik, tetapi dikuatirkan apa pun ucapannya akan hanya memerosotkan perolehan suara partai Demokrat dalam Pilpres 2014 mendatang. Utamanya untuk para pemilih di kalangan blogger Indonesia. Walau partai yang dikenal cerdas itu, terkait reputasi tokoh di atas, sudah melakukan antisipasi dini. Yaitu dengan merekrut blogger yang pernah kuliah di Universitas Harvard, yang juga tokoh gerakan Islam Liberal terkenal.

Terlebih lagi di media massa anggota DPR dari Partai Demokrat itu dilaporkan telah bertukar SMS dengan salah satu aktris yang diduga terkait dengan pelaku aksi mesum dalam video porno itu. Bahkan dikabarkan berusaha melakukan pemerasan terhadapnya.

Syukurlah, di SMS itu ia juga cerita bahwa dirinya akan terbang dulu ke Amsterdam. Diperkirakan ia akan tinggal di sana selama 350 tahun. Kehadirannya itu sebagai hadiah bangsa Indonesia bagi kemenangan Robin van Persie dan kawan-kawan yang telah sukses menaklukkan bangsa penjajah Indonesia lainnya di kancah Piala Dunia 2010.

Jadi pelaksanaan referendum secara teoritis tidak akan dicemari oleh opini-opini yang akan ia sebarkan. Dengan catatan, di Amsterdam ia tak boleh menggunakan gadget elektronika apa pun, kecuali beragam gadget erotika yang dijajakan dari daerah lampu merah “De Dam,” yang mirip komplek pertokoan Pasar Baru Jakarta yang berimpit sungai, dan amat terkenal dari Negeri Kincir Angin itu pula.

Rakyat Indonesia pun berdoa, semoga dalam penerbangannya ke Amsterdam ia tidak tergoda rayuan seorang pilot yang berlaku sok akrab yang kemudian mengajaknya makan nasi goreng atau jus jeruk mengandung arsenik di bandara Changi Singapura.

Pelaksanaan referendum itu masih terancam gagal. Oleh Menkominfo Tifatul Sembiring. Karena ia pernah mengeluarkan tesis yang menggegerkan, bahwa bencana alam yang bertubi-tubi menghantam Indonesia itu karena kemaksiatan telah merajalela di negeri ini. Mungkin ia hendak mengingatkan akan cerita Sodom dan Gomorah.

Persoalannya jadi komplikatif.

Kalau semua warga Republik Indonesia semalaman asyik menonton video porno mirip artis menjelang pelaksanaan referendum, bahkan men-cuek-kan siaran Piala Dunia 2010, lalu esoknya muncul banjir dan gempa bumi dahsyat, lalu bagaimana ? Lalu apa kira-kira kata Pak Menteri yang berasal dari PKS itu nantinya ?

Jangan remehkan ucapannya. Singapura yang begitu rapi dan teratur mengelola negerinya, toh Orchard Road yang menjadi jantung Singapura tergenang banjir besar, bukankah itu membuktikan betapa negeri itu telah pula menjadi sarang maksiat, yang antara lain karena menjadi pusat foya-foya sekaligus sebagai safe haven bagi para koruptor Indonesia ?

Untuk tesisnya tersebut, konon Akademi Swedia akan segera menominasikan Tifatul Sembiring sebagai calon penerima Hadiah Nobel Perdamaian 2010. Jadi bulan November nanti, saat Obama datang, kita akan melihat dua sosok pemenang Nobel Perdamaian yang terkait erat dengan Indonesia.

Siapa tahu, rasa bangga tentang prestasi itu akan mengurungkan sebagian warga Papua yang kini meminta referendum untuk masa depan mereka.


Wonogiri, 21 Juni 2010

No comments:

Post a Comment