Tuesday, December 14, 2010

Humor Indonesia, Sasaran Wikileaks Berikutnya !

Oleh : Bambang Haryanto
Email : humorliner (at) yahoo.com



Aktivis Wikileaks punya target baru.
Menyerang humor Indonesia.
Perang global maya kini arenanya berpindah ke negara kita !

"Pendukung fanatik Wikileaks yang sebelumnya menyerang situs-situs seperti Paypal, MasterCard sampai toko (buku) maya Amazon, kini bersatu padu menyerang Indonesia. Menyerang humor Indonesia. Dunia pun terguncang !," begitu kata laporan utama koran Perancis Le Memble, 13 Desember 2010.

Rencana awalnya, situs Wikileaks berambisi membocorkan rahasia para komedian Indonesia. Terutama para mantan pelawak kita yang terjun menjadi politisi Indonesia.

Tetapi teknik sadapan canggih mereka dua tahun lalu itu ternyata buntu. Walau sudah menanam chip di kepala tiap-tiap komedian Indonesia, ternyata sampai sekarang tidak memberikan sinyal apa-apa ke komputer pangkalan data mereka.

Kegagalan ini membuat aktivis Wikileaks menjadi meradang, gusar dan frustrasi. Mereka lalu pindah haluan, berganti berusaha melumpuhkan sekalian situs-situs yang terkait dunia humor Indonesia.

"Kami tidak takut.
Kami akan serang balik mereka !"

Demikian balas Darmainto M Steijvendarmo, salah satu tokoh humor Indonesia. Ia keturunan blasteran Kendal-Eindhoven dan baru saja menjalani naturalisasi untuk memperkuat pilar baru dunia humor Indonesia. Utamanya dalam upaya meng-gol-kan gagasan dan deklarasi 30 Desember (2010) sebagai Hari Humor Nasional.

Menurutnya, memang ia mengakui bahwa pelaku dunia komedi Indonesia kini belum menjadi kekuatan signifikan sebagai bagian mekanisme checks and balances eksekusi demokrasi di Indonesia, tapi ia menduga serangan itu bertendensi menggagalkan ambisi humoris Indonesia untuk mendaulat negerinya sebagai pusat humor dunia.

Aksi perlawanannya tidak sendirian.
Aktivis lainnya, Jago Gonzales Suprania, ikut merapatkan barisan.
Dukungan pun deras mengalir.

Terdapat seorang menteri dalam kabinet SBY yang antusias menyatakan dukungan total bagi perjuangan aktivis humor Indonesia. Ia memiliki senjata andalan : akun Twitternya.

"Kalau perlu, saya sanggup melayangkan tweets setiap lima menit sekali, agar ratusan ribu pengikut saya akan ikut mendukung Anda. Saya telah mempersiapkan 9 buah telepon Blackberry, 99 iPhone, 999 iPad, untuk bisa menyerang balik mereka. Kalau presiden SBY memajang satu iPad saja bisa sudah bikin heboh dunia, bayangkan apa yang akan terjadi. Senjata akan makan tuan !"

Sontak, kembali nama menteri kita itu menjadi trending topic lagi di dunia maya.

"Setelah kasus salaman bermasalah dengan Michelle Obama, menteri kabinet SBY yang dinilai paling canggih menggunakan media sosial itu diduga mampu membangkitkan rasa nasionalisme dengan aksi menyerang balik para pendukung Wikileaks," lapor situs gadget terkenal Gizmondo (13/12/2010).

Tetapi aksi serangan balik itu dikuatirkan bisa melebar kemana-mana. Konon situs Openleaks sudah masuk agenda. Menyusul situs Indoleaks. Bahkan warga Bali sudah kuatir bila leak mereka juga ikut jadi sasaran. Intinya, jangan remehkan tokoh satu ini.

Agar tidak dikira hanya gertak sambal di dunia maya belaka, ribuan follower militan menteri kita itu menyatakan akan hadir menjadi suporter saat timnas Indonesia berlaga melawan timnas Filipina di semifinal Piala AFF, Kamis, 16 Desember 2010. Mereka akan berpantun kolosal bersama, guna mendukung timnas Indonesia.

Yang menarik, diperkirakan selain hadirnya suporter khusus ini, stadion Gelora Bung Karno Senayan juga akan dipenuhi oleh ribuan tenaga kerja wanita Indonesia dan tenaga kerja wanita Filipina.

Mereka yang selama ini sengit bersaing memperebutkan petrodollar di Timur Tengah,dollar di Hongkong dan juga dollar Singapura, dapat mengekspresikan persaingan itu dalam bentuk yel-yel dan chanting dari tepian tribun.

Dikabarkan, terdapat beragam poster yang dipersiapkan suporter timnas yang TKI/TKW itu. Berbunyi : "TKW Indonesia lebih tangguh daripada TKW Filipina !." Poster lainnya berbunyi : "Siksa dan derita di manca negara tetap lebih baik daripada kelaparan di negeri sendiri !"

Ada pula yang menyuarakan tekad baja mereka lewat rilis. "Presiden Filipina memang lebih hirau dibanding presiden kami dalam melindungi TKI/TKW. Kami tidak cengeng, kami mampu mengatasi masalah kami sendiri. Asal tak semakin diperberat dengan pelbagai pungli."

Disindir Obama. Serangan aktivis pendukung Wikileaks itu menemui sandungan berat. "Humoris Indonesia ternyata benar-benar limpat, cekatan, dan tangguh. Mereka sigap dengan segera mematikan situs-situs mereka !" Itulah bunyi rilis salah satu hacktivist, yang paduan dari kata hacker dan activist, dari kelompok "SuperAnonymous."

Baru kelompok ini yang menyatakan secara terus terang bertanggung jawab menyerang secara simultan situs-situs dan blog milik aktivis humor Indonesia. Patut diduga masih ada ribuan kelompok hacktivist lainnya yang beraksi dengan sasaran tunggal : melumpuhkan situs-situs humor Indonesia.

"Kalau humor dan lawakan dari pelawak Indonesia selama ini tidak cerdas dan tidak lucu, itu bukan salah kami. Tetapi gara-gara kami tidak leluasa dalam sharing wawasan dan pengetahuan-pengetahuan baru kepada sesama komunitas komedian.

Infiltrasi dan keusilan kronis para hacktivist itu sangat-sangat menjengkelkan. Kami akan gigih mencari solusi. Bahkan sampai dibawa ke tingkat Sidang Umum di PBB !," kata pentolan PASKI yang tak mau disebut namanya.

"Bayangkan," lanjutnya, "sosok seperti Indro Warkop, Komar, Eko Patrio,sampai Miing Bagito, akan berpidato satu demi satu memperjuangkan dunia humor Indonesia di forum dunia itu, dengan didampingi oleh Ban Ki-moon yang Sekretaris Jenderal PBB !"

Ketika dunia humor Indonesia sudah menjadi industri, tindakan hacking di atas diperkirakan menggelembungkan angka kerugian di atas 999 milyar dollar per tahunnya.

Walau mendapat gempuran di dunia maya, sekadar catatan, Indonesia kini tercatat sebagai negara yang memiliki situs-situs humor bermutu dengan kualitas kelucuan sesuai angka Humor Development Index (HDI) dari PBB, sebagai nomor lima tertinggi di dunia. Nomor satu masih dipegang Korea Utara, disusul Burma, Cayman Island, Somalia dan baru Indonesia.

Bahkan maraknya publikasi humor Indonesia di dunia maya itu pernah mendapatkan apresiasi dari Presiden Barack Obama ketika ia berpidato di Universitas Indonesia (10 November 2010).

"While my Indonesian friends and I used to run in fields with water buffalo and goats--(laughter)-- a new generation of Indonesians is among the most wired in the world -- connected through cell phones and social networks, " tegasnya.

"Sementara teman-teman Indonesia saya dan saya dulu berlari-lari di sawah sambil angon kerbau dan kambing - (gelak) -, sebuah generasi Indonesia yang baru kini telah menjadi salah satu bangsa yang paling terkoneksi di Internet di dunia, lewat telepon genggam dan jaringan sosial."

Kata kuncinya adalah : jaringan sosial.

Kita tahu tentang banyaknya aktivis humor Indonesia yang lebih memilih bersibuk-ria di Facebook. Karena mengisinya mudah, tanpa dituntut kontemplasi atau berfikir secara mendalam. Apalagi dengan cara instan seperti itu mereka mudah memperoleh banjir pujian selangit.

Sementara untuk menulis artikel, blog sampai buku, membutuhkan ketekunan dan kerja otak yang serius. Juga beresiko sepi dari komentar atau pujian.

Mungkin Obama sebagai seorang blogger hendak bilang, kalau Anda kini hanya mampu seperti itu, lebih baik Anda kembali angon kambing dan angon kebo saja, seperti jaman saat dirinya kecil dahulu kala.

Serangan itu berkah. Rahasia umum tentang psike, gambaran psikologis, pelaku dunia humor Indonesia di dunia maya yang seperti itu ternyata tidak menyurutkan niat pendukung Wikileaks.

"Kami akan terus menyerang bila sumberdaya kami cukup," lanjut rilis kelompok "SuperAnonymous" yang ketika dilacak ternyata juga memiliki server di Wonogiri. Server kuat lainnya ada di perbatasan Pakistan-Afghanistan.

Tidak kalah dengan markas milik kelompoknya Julian Assange yang berada di bunker dalam gua batu di Swedia, kelompok "SuperAnonymous" ini memiliki markas di gua labirin di tengah ceruk pegunungan karst, batu kapur, perbatasan Wonosari-Wonogiri.

Selama ini "SuperAnonymous" menyerang situs-situs milik para komedian Indonesia yang lalu lalang tampil di televisi, juga semua situs Indonesia yang memiliki konten humor, dengan teknik yang disebut denial-of-service attacks, atau serangan DoS.

Penjelasan singkatnya, ini jenis serangan terhadap komputer atau server di dalam jaringan internet dengan cara menghabiskan sumber, resource, yang dimiliki oleh komputer tersebut.

Dalam aksinya penyerang membanjiri lalu lintas jaringan dengan banyak data. Sehingga lalu lintas jaringan yang datang dari pengguna terdaftar di situs bersangkutan menjadi tidak dapat masuk ke dalam sistem jaringan.

Tak terduga, serangan pendukung Wikileaks itu ternyata justru diharapkan secara antusias oleh sebagian besar eksponen humor Indonesia. Utamanya mereka yang telah merambah dunia maya.

"Serangan mereka, bagus bagi situs saya. Membuat saya bisa memiliki kilah yang valid secara logis, teknologis dan ekonomis."

Itu tadi kata pelawak terkenal yang gara-gara menerbitkan buku dari isi blognya, kemudian justru membunuh blog bersangkutan. Alasannya : ia kuatir berat bila blognya terus hidup ia pandang berpotensi menggerogoti niat penggemarnya untuk membeli bukunya. Pertimbangan komersial. Masuk akal. Tetapi membunuh interaksi dan peluang mereguk asupan ide-ide baru.

Sementara seorang komedian dan penulis muda lainnya, juga ikut jejaknya. Ia memang meluncurkan blog baru sebagai pengganti, tetapi mengisinya tak lagi setulus, serajin dan setinggi gairah blog pertamanya.

Alasan lain terkait ancaman plagiat juga mencuat. "Membuat lucuan yang benar-benar lucu saja (sulitnya) setengah mati," kilah pelawak yang lain lagi. Ia mengutip persis ucapan almarhum Dono Warkop di harian Kompas, 22/3/1996.

"Kalau karya saya dipajang di blog, akan mudah dicuri pelawak lainnya.Lha nanti saya dan anak bini akan makan apa ?"

Pelawak itu senyatanya baru mem-posting satu lelucon.Tetapi setiap hari ia rajin men-surfing mesin pencari Google, untuk menemukan blog pelawak lainnya yang memplagiasi karyanya itu. Semua saluran televisi yang ada acara lawaknya, ia tongkrongi. Siapa tahu materi leluconnya tiba-tiba dibajak oleh pelawak lainnya.

Konon pelawak satu ini bila hendak manggung, setiap audien harus menandatangani surat pernyataan. Bermeterai. Begitu keluar dari gedung, audien harus melupakan isi lelucon yang mereka dengarkan.

Penonton juga dilarang membawa HP, kamera, apalagi catatan. "Bila aktivis Wikileaks hendak membuat lumpuh blog saya, saya justru berterima kasih," ujarnya lebih lanjut.

Fenomena ini kiranya yang membuat gagasan tentang klub komedi, sebagai kawah candradimuka komedian-komedian baru, tidak memperoleh angin segar di Indonesia.

"Yang datang nanti hanya pelawak. Dan juga intel-intel mereka. Lalu mereka semua tidak ada yang mau tertawa, tetapi diam-diam hanya mencuri ide-ide lawakan saya, lalu apa kira-kira kata dunia ?"

Dikepung fobia. "Serangan itu strategi yang keliru. Juga salah sasaran." Demikian pendapat John Erectus Schrodinger dari Schrodinger and Cats Institute, lembaga analis keamanan Internet yang berbasis di Stockholm.

Ia tidak menujukan kritiknya itu kepada kalangan komedi Indonesia, tetapi justru kepada aktivis Wikileaks yang menyerang situs-situs humor Indonesia. Seperti dikutip jurnal internasional CyberJokes Intelligence Reports yang bermarkas di Kandahar, Pakistan, dirinya memandang remeh efektivitas serangan DoS terhadap situs-situs humor Indonesia itu.

"Mereka sungguh ngawur dengan menyerang semua situs yang memiliki isi bebodoran, humor kasar, joke porno, komedi kalengan, komedi rendahan, lawakan tak bermutu, lelucon styrofoam, slapstick, Democrazy, ExtraVaganza, Opera van Java, Tukul Arwana, Warkop, video seks Peterporn, heboh jabat tangan Tifatul Sembiring dengan Michele Obama sampai tawaran Vicky Vette," tulis Schrodinger.

"Mereka lupa, bahwa komunitas komedi Indonesia adalah komunitas yang tangguh. Mereka itu kuat. Karena selama ini tegar dan kukuh menjaga diri dengan benteng andalan, yaitu rasa takut. Bahkan sudah mencapai taraf fobia !

Tebal sekali balutan rasa ablutophobia,takut membersihkan diri, takut mandi; allodoxaphobia, takut menerima opini; bibliophobia, takut pada buku; centophobia, takut pada ide-ide dan hal baru; dan juga catagelophobia, takut diperolok dan ditertawakan, yang menyerimpung komedian Indonesia.

Belum lagi belitan epistemophobia, takut ilmu pengetahuan; graphophobia,takut menulis dan menulis tangan; ideophobia,takut terhadap gagasan; phronemophobia, takut berpikir; sampai xenophobia, takut orang asing, yang mencekik mereka."

Dibentengi semua ketakutan itu membuat komedian Indonesia terus merasa aman dan nyaman dibalik cangkangnya yang keras.

Menurut Schrodinger, paparan yang semakin terbuka guna mengakses sumber-sumber inspirasi baru, baik buku-buku komedi bermutu, jurnal profesi sampai jurnal ilmiah, sampai hasil penelitian akademisi,ibarat angin lalu belaka.

Kemudian keberadaan pelbagai lembaga pendidikan, peluang gesekan dalam pergaulan internasional dengan tokoh-tokoh komedi dunia baik akademisi sampai pelaku industri komedi, semuanya itu dianggap oleh komunitas komedian Indonesia sebagai tidak ada sama sekali.

Dengan kondisi semacam ini, serangan atau kritikan berbau intelektual apa pun kepada mereka hanya merupakan upaya yang sia-sia. Ia bahkan secara khusus mengutip kata-kata musikus Yogya, Jaduk Ferianto, di tengah acara "Workshop : Lawak Indonesia Mau Kemana ?" di Yogyakarta, 27 Juni 2009.

Katanya,menirukan Jaduk, "memberi nasehat kepada komedian Indonesia, rasah, tak usah," ujarnya. Tetapi langsung, "colok matane."

"Lupakan hal-hal ideal itu bila Anda berbicara tentang dunia humor Indonesia," tegas Schrodinger. Atau jangan ngoyo. Karena hemat saya, harusnya yang lebih dulu "SuperAnonymous" serang adalah situs-situs yang memiliki domain ac.id., edu.id., go.id., sby.info sampai tv.id.

Menurutnya, karena situs-situs ini lebih suka mewakili lembaga mereka sendiri, getol berbusa-busa bicara tentang dan untuk diri mereka sendiri, ketimbang sebagai media untuk mendengarkan suara rakyat.

"Situs-situs semacam ini bila lumpuh seabad pun, banyak warga Indonesia bakal merasa tidak kehilangan apa-apa !"



Wonogiri, 14 Desember 2010

2 comments:

  1. waaah....
    Salut pak!!!
    Beruntung sekali saya nyasar ke blog bapak.
    Saya jadi bisa menemukan gagasan-gagasan menarik, dan jokes yang benar-benar cerdas dan berbobot. Begitu menyegarkan otak saya yang mulai layu.
    Situs ini pasti saya bookmark..! Terima kasih. :D

    ReplyDelete