Saturday, May 09, 2009

Ancaman Flu Babi, Golput dan Album SBY 2014

Oleh : Bambang Haryanto
Email : humorliner (at) yahoo.com


Numerologi sembilan. Komisi Pemilihan Umum (9/5/2009) sudah mengumumkan hasil pileg 2009. Tercatat sembilan partai yang memperoleh kursi di DPR. Partai Demokrat, partainya Presiden SBY, tampil di puncak. Kemenangan partai berwarna biru ini seolah mengukuhkan perhitungan yang menjadi rumor hot di kalangan paranormal yang menekuni numerologi selama ini.

Bahwa pemilu yang dilaksanakan pada tanggal 9 April (atau bulan ke-4), diumumkan 9 Mei, akhirnya mendaulat partai dari tokoh yang lahir tanggal 9, bulan 9, tahun 1949 dalam posisi nomor 1.

Kebetulan menarik lainnya, partai urutan nomor ke sembilan adalah Partai Hanura, juga partainya pensiunan jenderal, Wiranto. Ucapan negarawan Winston Churchill (1874–1965) dari Inggris memperoleh relevansi di Indonesia saat ini. Ia yang pernah menjabat sebagai perdana menteri Inggris tahun 1940-1945 dan tahun 1951-1955 pernah berujar, “dalam perang Anda hanya dapat terbunuh satu kali. Dalam politik, bisa berkali-kali.”

Ucapan itu mungkin dapat menjadi inspirasi bagi Sutiyoso. Juga tokoh berlatar belakang militer lainnya. Bahwa bila seseorang jenderal purnawirawan ingin maju sebagai calon presiden, haruslah mendirikan partai politik terlebih dulu. Nasehat serupa juga berlaku untuk Jenderal Nagabonar.

Dr. Subharata Singh, pengamat politik dari Universitas Nasional Singapura, memiliki komentar menarik. “Batas atas dan batas bawah penguasaan kursi di parlemen didominasi oleh partai mantan militer. Ini menjadi perkembangan menarik bagi masa depan kehidupan demokrasi di Indonesia. Battle of generals kini merambah ke gedung parlemen. ”

Sementara itu kalangan industri musik berpendapat lain. “Lanskap politik Indonesia kini diwarnai para jenderal yang suka menyanyi. Jenderal SBY begitu menjabat sebagai presiden sudah menelorkan dua album. Hal serupa pasti akan segera diikuti oleh Wiranto. Industri musik kita akan lebih semarak, karena bertaburan artis-artis berbobot penuh bintang,” kata Richardo Salindehoy dari EMBB Records.


Mutasi genetik. Menjelang pengumuman KPU itu, di Yogya juga muncul bintang yang lain. Bintang politik gerakan pro-demokrasi sejak era Suharto. Sri Bintang Pamungkas. Acara pertemuan nasional yang ia gagas bersama para pendukung gerakan golongan putih (golput), dibubarkan dengan paksa oleh aparat keamanan.

Alasan fihak yang berwajib karena pertemuan itu tidak memiliki ijin polisi. Obrolan yang beredar di milis-milis politik menyatakan bahwa fihak keamanan turun tangan karena mengkuatirkan dampak samping dari gerakan Sri Bintang Pamungkas itu.

“Ia mendirikan Partai Uni Demokrasi Indonesia, pernah mencanangkan sebagai calon presiden, dan kini mengompori kembali gerakan golput di Indonesia. Sebagai negara demokrasi apa yang ia lakukan sebenarnya sah-sah saja. Tetapi kami berpikir dalam skala luas, yaitu mengkuatirkan mutasi genetika dari DNA politiknya tersebut akan menular ke sendi-sendi kehidupan lainnya. Misalnya menjadi gerakan yang bertujuan mendelegitimasi hasil pemilu. Termasuk potensi menyebarluaskan ancaman wabah flu. Kalau ia sedang flu dan berpidato kemana-mana, apalagi di depan jutaan pendukung golput, apakah bukan beresiko mengancam kesehatan masyarakat ?,” tegas seorang aparat keamanan berbintang dua yang tidak mau disebut namanya.

“Lihatlah apa yang terjadi dengan wabah flu babi dewasa ini. Beritanya jauh lebih menular daripada penyebaran penyakitnya sendiri. Kalau Anda membaca bukunya ahli pemasaran digital Seth Godin, The Unleashing IdeaVirus (2001), Anda akan tahu pilihan kami itu. Kami harus mewaspadai virus gagasan Sri Bintang dan kawan-kawan itu yang berpotensi mampu menyebar sebagaimana berita mengenai flu babi,” katanya memberikan alasan.

Proteksionisme terselubung. Begitulah, aparat berbintang dua itu tidak salah. Berita tentang Sri Bintang Pamungkas tersebut memang telah menyebar. BBC menyiarkannya. Yang kuatir berat kini justru pemerintah Meksiko. Beberapa hari yang lalu, terbetik kabar di BBC bahwa pemerintah menyatakan kesanggupan Indonesia untuk membantu Meksiko dalam mengendalikan ancaman flu babi.

Indonesia menurut duta besar Meksiko kepada Menteri Kesehatan RI, dipandang sukses mengendalikan wabah flu yang lebih ganas, yaitu flu burung. Meksiko ingin belajar dari Indonesia dan juga minta bantuan dari Indonesia. BBC mewartakan, bantuan itu bisa meliputi penyediaan masker. Tetapi tentang penyediaan masker tersebut dibantah oleh pejabat dari berwenang. Mexico pun jadi cemas.

Apalagi rumor pun kembali muncul dalam milis-milis politik. Terkait aksi pembubaran pertemuan aktivis golput di Yogyakarta semakin menimbulkan keyakinan kuat di kalangan aparat keamanan bahwa masker-masker tersebut lebih dibutuhkan oleh warga Indonesia saat ini. Demi alasan nasionalisme, demi aksi proteksionisme terselubung dan demi menjaga kestabilan ipoleksosbud dalam negeri.

“Dalam masa krisis ekonomi global dewasa ini, kita mau tak mau harus mendahulukan inward looking policy,” tutur Dr. Sumardiawan Jalingga, pengamat dari lembaga pemikir Hen, Cow & Swine Institute, Jakarta.

“Penguasa Indonesia cerdik. Dalam era pemerintahan Orde Baru yang represif selama 32 tahun, rakyat Indonesia sudah mampu terbungkam mulutnya hanya dengan pidato. Dengan mengangkat isu ekstrim kiri, ekstrim kanan, sampai isu organisasi tanpa bentuk, rakyat pun terdiam,” kembali analisis dari Dr. Subharata Singh, pengamat politik, dari Universitas Nasional, Singapura.

“Kini di era reformasi yang bebas, mereka yang vokal harus dibujuk untuk tutup mulut dengan cara yang lebih kreatif, edukatif, lateral, hieginis dan koersif. Ancaman wabah global flu babi manjur untuk tujuan politis semacam ini,” tegasnya lagi.

Di depan kamera televisi ia secara demonstratif menunjukkan sampul buku bergambar babi sebagai diktator dari novel Animal Farm-nya George Orwell yang diterbitkan pada tahun 1945. “Sama dengan tahun kemerdekaan negara Anda, bukan ?” katanya disambung senyum penuh arti.

Begitulah Indonesia. Sepertinya negara kita terancam tergelincir menjadi negara paradoks. Ketika tokoh yang berpeluang menjadi pemimpin nomor satu dan nomor dua adalah mereka yang suka membuka mulut, dengan menyanyi, rakyat yang kritis secara demonstratif justru terancam untuk menggunakan masker. Agar mereka tidak membuka mulut. Kepentingan untuk menjaga stabilitas politik dan menghindari ancaman wabah flu babi kini berkoalisi menjadi ramuan kimia pengambilan keputusan yang unik, sehingga menarik kajian para analis politik dan kekuasaan dari pelbagai negara..

Indonesia bernyanyi. Untung masih ada kabar baik. Richardo Salindehoy dari EMBB Records memberikan bocoran informasi Kalau saja nanti Presiden SBY akan terpilih kembali, tim suksesnya sudah mempersiapkan album lagu-lagu ketiganya. Album ini direncanakan diluncurkan pada tahun 2014, sebagai album kenangan untuk menandai akhir dari dua kali masa pemerintahan SBY.

Sebagai penggemar fanatik kelompok musik The Bee Gees di masa mudanya, SBY telah memilih salah satu lagu yang akan direkam dari milik kelompok Gibbs Bersaudara asal Australia itu. Judulnya : Swan Song. Memang lagu perpisahan.

Tetapi agar tidak mudah didakwa sebagai menjiplak, sebagaimana berita panas seputar lagu-lagu kelompok DeMassive dan Changcutters saat ini, lagu itu akan memperoleh intrepretasi, lirik, dan bahkan judul baru. Sayangnya, di negeri yang kaya pembajak ini, nomor lagu indah tersebut sekarang sudah beredar di luas masyarakat.

Bahkan ada kelompok musik baru The Fake Changcutters merilis parodi dari lagu itu dan ditayangkan di situs berbagi video YouTube. Salah satu bintang tamunya adalah Miss Piggy-nya Jim Henson. Kermit Si Kodok Hijau tidak nongol, konon sedang sakit flu babi. Lihatlah, judul lagu parodi tersebut sungguh aktual dengan realitas masa kini : Swine Song.

Siapa saja boleh secara gratis mengunduh video itu. Demi menghindari kejadian penularan virus flu babi yang bermutasi menjadi virus komputer, maka komputer dan penggunanya harus tetap mengenakan masker. Juga harus mengaktifkan peranti lunak anti virus yang mutakhir.

Ada sedikit warning tetapi simpatik : seluruh warga Indonesia dianjurkan bisa menyanyikan lagu itu bersama-sama. Asal, dan asal, tetap mengenakan masker yang menutupi mulut-mulut mereka.


Wonogiri, 9 Mei 2009

3 comments:

  1. Dan akan segera muncul virus flu baru,yaitu VIRUS FLU POLITIK, menular kepada semua rakyat indonesia raya dgn ciri terjangkitnya adalah mencla-mencle kalo lg rembugan, banyak manuver, meskipun itu cuma urusan jual beli kaos oblong.

    ReplyDelete
  2. Ralat nama virus nya mas biar klop, jadi VIRUS FLU poliTIKUS, flu tikus.

    ReplyDelete
  3. ya gitu dech...kali aje kalo kabinet baru jalan2 pulang bawa FB Flu Book...nularin ke rakyat jelata...pait pait!!!!

    ReplyDelete