Wednesday, July 08, 2009

Pilpres 2009, Tirai Akhir Karier Politik Mega !

And now, the end is near
And so I face the final curtain

Frank Sinatra, “My Way.”


Oleh : Bambang Haryanto
Email : humorliner (at) yahoo.com


Dilema kita semua. “Ketika saya memasuki bilik suara,” demikian kata kartunis Amerika Serikat, Mike Peters, sebagaimana dikutip koran Wall Street Journal 20/1/1993, “apakah saya harus memilih seseorang yang terbaik untuk menjabat sebagai presiden ?

Ataukah memilih seember belangkrah yang membuat hidup saya sebagai kartunis menjadi lebih makmur dan indah ?”

Dilema di atas, tabrakan kepentingan antara pilihan untuk bangsa atau untuk motif keuntungan pribadi, apakah juga menghantui isi kepala warga komunitas komedi di Indonesia saat berlangsung Pilpres 2009 ini ? Saya tidak tahu. Tetapi dari hasil perhitungan cepat yang menunjukkan kemenangan SBY-Boediono, seharusnya warga komunitas komedi Indonesia berduka.

Karena kemenangannya itu membuat panggung politik Indonesia serasa kehilangan sosok yang lebih warna-warni, yang selama ini nampak potensial dijadikan sebagai sasaran tembak kaum komedian. Dunia komedi masa depan Indonesia akan merasa kehilangan Megawati, Prabowo, Jusuf Kalla dan juga Wiranto. Apa pasal ?

Megawati, misalnya. Di situs Huffingtonpost.com (7/7/2009) ia menjadi sasaran pendapat “yudzz88” yang berbunyi : ”A vote for Megawati is a vote for Sarah Palin and Pauline Hanson.”

Anda tahu Sarah Palin ?
Juga si rambut merah, Pauline Hanson, tokoh ultranasionalis dari Australia ?


Bulan-bulanan komedian. Sarah Palin adalah Gubernur Alaska, AS. Ia calon wakil presiden yang mendampingi calon presiden John McCain dari kubu Partai Republik dalam Pilpres AS 2008. Palin terkenal sebagai objek ejekan karena antara lain pernah bilang dari depan rumahnya ia bisa melihat Rusia.

Tak ayal ketika saat ini Presiden Obama sedang berada di Rusia, komedian David Letterman (“musuh bebuyutan Sarah Palin”) meluncurkan tembakan : “Presiden Obama sedang di Rusia. Dan kita tahu hal itu karena Sarah Palin berkata ia dapat melihat Obama dari rumahnya.”

Komedian Conan O'Brien ikut menimpali : "Presiden Obama saat ini berada di Rusia. Obama pergi ke sini sebab dari Rusia Anda benar-benar dapat melihat Sarah Palin sedang mengemasi barang-barang untuk segera keluar dari kantornya di Alaska."

Sarah Palin, memang bikin kejutan baru-baru saja ini. Ia mengundurkan diri sebagai gubernur Alaska, konon mempersiapkan diri sebagai capres 2012. Kontan komedian Andy Borowitz pun menulis dalam kolom fake news-nya yang terkenal, The Andy Borowitz Report :

“Begitu Sarah Palin mengumumkan pengunduran diri dari jabatannya, komedian (AS) dari pantai barat sampai timur berjajar apel siaga membawa lilin sebagai tanda berduka yang oleh seseorang komedian disebut sebagai a devastating loss, kehilangan yang teramat besar sekali.”

“Mengatakan bahwa kami patah hati merupakan pernyataan yang sangat merendahkan,” timpal Shecky Sheinbaum, komedian dari klub komedi Laugh Hut di Cincinnati. “Saya seperti ayam yang melintas di jalan, lalu terlindas truk sebelum saya sampai ke seberang.”

Pernyataan Sheinbaum itu mengulang kata banyak komedian AS bahwa, “dunia komedi kehilangan salah satu sasaran terbesarnya. Kita akan mengalami masa-masa susah dalam jangka waktu lama. Pertama, kita kehilangan Michael Jackson, sekarang dia.”

Selamat jalan, Mega. Indonesia kini juga kehilangan. Kehilangan Megawati Sukarnoputri. Dalam Pilpres 2009, ia hanya nampak dominan di Bali dengan warna merahnya. Tetapi pada sebagian besar propinsi di Indonesia lainnya, warna biru, warna pasangan SBY-Boediono ibaratnya sebagai landslide yang mengubur para pesaingnya.

Kita saksikan misalnya, Jusuf Kalla di propinsi asalnya, Sulawesi Selatan, tidak juga unggul mutlak atas SBY-Boediono. Silent revolution a la SBY benar-benar meruyak ke seluruh Indonesia. Termasuk Nanggroe Aceh Darussalam yang semula diperkirakan menjadi pendulang suara bagi JK, tokoh yang gencar mengklaim sebagai pemrakarsa utama perdamaian di Aceh. Tetapi rakyat Aceh rupanya melihat adanya sosok Wiranto yang mantan jenderal sebagai mitra JK, membuat rakyat Serambi Mekah itu lebih memilih SBY-Boediono.

Mari kita bersangka baik untuk masa depan mereka-mereka yang kalah. Megawati, seperti lirik awal lagu kesayangannya, My Way-nya Frank Sinatra, harus legawa bahwa era tutup layar sekarang ini benar-benar menjadi kenyataan dalam karier politiknya. Selamat jalan, Mega.

PDIP harus segera mencari tokoh baru. Juga memakai gaya dan bahasa yang baru pula. Slogan pro-rakyat sampai pakaian mitranya Prabowo yang bergaya mentah-mentah mengimitasi ayahnya Soekarno, hanya menjadi sebuah relik yang tidak menjual lagi di era blog dan Facebook seperti saat ini.

Mau atau tidak mau, PDIP harus berubah. Karena rakyat Indonesia telah memutuskannya. Ketegaran Mega ketika kalah di Pilpres 2004, yang tetap kuat mendorongnya untuk berjuang tetapi tetap kalah lagi di tahun 2009 ini, sudah saatnya berubah menjadi sikap kenegarawanan yang sejati.

Menjadi lebih arif sebagai guru bangsa. Mega yang pernah juga menyatakan diri sebagai humoris, kini tiba saatnya pula untuk lebih terbuka sebagai manusia. Sering-seringlah kini melakukan self-deprecating, legawa untuk menertawai kekurangan dirinya. Insya Allah, humor akan mampu menyembuhkan lukanya, juga luka-luka pengikut fanatiknya yang kecewa.

Bagasi masa lalu. Majalah asing pernah menulis, sebelum momen reformasi meletus, dikabarkan bahwa Mega gemar belajar bahasa Spanyol secara otodidak. Ia bercita-cita merangkul bangsa Amerika Latin. Sementara dalam kajian psikografi, ia digambarkan tidak punya daya tahan lama untuk berpikir hal-hal yang rumit. Sumber lain lagi mengatakan, ia hanya suka menonton film-film kartun. Mungkin film kartun berbahasa Spanyol ?

Tes kita : menyambut perayaan HUT Kemerdekaan RI ke-64 mendatang, 17 Agustus 2009, apakah Mega tetap tidak akan hadir di Istana Negara seperti ketika SBY memerintah selama ini ? Jangan keburu menvonis ketidakhadiran Mega itu sebagai cerminan sikap kenegarawanan yang rendah. Mungkin saja, mungkin, di hari itu di televisi sedang ditayangkan film-film kartun Spanyol favoritnya.

Kembali kepada Mike Peters, sosok kartunis AS dalam awal tulisan ini. Mungkin kita bisa memberinya nasehat : bila saja ia warga negara Indonesia dan ingin karier kartunisnya makmur dan indah, di bilik suara nampaknya Mike Peters cenderung mencontreng untuk Mega.

Nampaknya lagi, ia tidak sendirian. Karena sebagian pelaku dunia seni Indonesia juga melakukan hal yang sama. Misalnya, mungkin saja Butet Kertaradjasa, Rendra, bekas pelawak kini jadi politisi PDIP Miing dan artis-aktivis yang juga berubah jadi politisi, Rieke Dyah Pitaloka. Ternyata merujuk pada hasil perhitungan cepat, pilihan mereka salah. Mereka kalah.

Tetapi kekalahan itu justru membawa Indonesia menjadi lebih baik lagi ? Semoga. Lima tahun mendatang. Semoga. Antara lain, utamanya, karena sosok-sosok yang membawa sisa-sisa bagasi besar berisi kasus-kasus pelanggaran HAM masa lalu kini berpeluang tidak wira-wiri lagi di panggung politik Indonesia. Syukurlah, rupanya rakyat Indonesia tidak lupa, walau segencar apa pun bujukan dalam keindahan patriotisme pada bungkus iklan-iklan mereka.

Walau pun demikian, pekerjaan rumah kita masih banyak. Termasuk bagi kaum komedian Indonesia. Mereka mau tak mau harus terus mengasah pisau humornya untuk lebih tajam dan lebih intelektual lagi.

Pasalnya, sosok SBY-Boediono yang kelihatan santun itu, relatif lebih susah untuk dijadikan sebagai sasaran tembak olok-olokan kita. Apalagi dalam masa pengabdiannya SBY yang terakhir, ia tidak bisa maju lagi di tahun 2014, godaan bagi diri dan keluarganya untuk menjadi tiran sangat besar sekali !

Komedian Indonesia, rakyat Indonesia, mulai panaskan lagi mesin-mesin kritismu !


Wonogiri, 8-9/7/2009

ke

5 comments:

  1. boleh saya salin ke milis pak?

    ReplyDelete
  2. Dear "Kang,"

    Salam kenal. Terima kasih untuk atensimu. Silakan disebarkan di milis Anda, bila bermanfaat. Harap sertakan URL sumber asli tulisan ini ya ?

    Salam.

    ReplyDelete
  3. name's jodhi, kang jodhi :p

    kalau melihat isu yang bersliweran di internet, para komedian indonesia bisa berharap mendapat "sumber inspirasi" baru, yaitu kalau roy suryo betul-betul ditunjuk menjadi menkominfo :p

    terimakasih mas

    ReplyDelete
  4. Dear Kang aka Jodhi,

    Gossip yang hebat, Jodhi. Bung RS itu bila jadi Menkominfo dapat diduga :-( ia akan segera memberangus blog dan blogger yang selama ini 'memusuhinya."

    Wah ini ide bagus,bikin kepala saya muter-muter cari inspirasi baru untuk "melawan" nominasi dia dengan canda dan canda.

    ReplyDelete
  5. Dear Kang aka Jodhi,

    Gossip yang hebat, Jodhi. Bung RS itu bila jadi Menkominfo dapat diduga :-( ia akan segera memberangus blog dan blogger yang selama ini 'memusuhinya."

    Wah ini ide bagus,bikin kepala saya muter-muter cari inspirasi baru untuk "melawan" nominasi dia dengan canda dan canda.

    ReplyDelete